kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank berharap pendapatan komisi dari LRT


Sabtu, 15 April 2017 / 10:00 WIB
Bank berharap pendapatan komisi dari LRT


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Tak hanya dari penyaluran kredit, perbankan yang tergabung dalam pemberi sindikasi pinjaman bagi proyek kereta ringan atau light rail transit (LRT) berharap ada keuntungan lebih dari transaksi tiket serta pengelolaan dana penumpang LRT Jabodebek tersebut.

Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Herry Sidharta mengatakan, kelak pembelian tiket LRT akan memakai pembayaran non-tunai seperti uang elektronik atau kartu debit. Dengan cara ini, harapannya bank bisa pula mendapat pendapatan berbasis komisi alias fee based.

Tambahan pendapatan tersebut setidaknya bisa menjadi kompensasi untuk menutupi pendapatan dari bunga kredit atas proyek LRT yang minim lantaran hanya dipatok sebesar 7% per tahun.

Konsumen, kata Herry, kelak bisa menggunakan BNI Tap-Cash dan membuka rekening di bank ini, sehingga BNI pun mendapat manfaatnya. "Kalau misalnya dari fee based bisa 10% secara bisnis, dapat lebih feasible," terang Herry, Rabu (12/4).

Herry menjabarkan, skema pembiayaan LRT masih dalam tahap pembicaraan. Kredit sindikasi untuk LRT ini akan dipimpin oleh Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

BNI siap mengucurkan dana sebesar Rp 2 triliun per tahun, atas proyek yang targetnya rampung dalam tiga tahun itu. "Belum final, kami masih menunggu skemanya. Kami harap secepatnya dapat selesai," imbuh Herry.

Sekadar mengingatkan, total kebutuhan dana bagi pembangunan LRT diperkirakan mencapai Rp 27 triliun. Perinciannya, dana sebesar Rp 23 triliun untuk pembangunan prasarana, dan sebanyak Rp 4 triliun untuk pembangunan sarana LRT.

Sisa kebutuhan pendanaan selain dari perbankan, juga akan dipenuhi dari penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Adhi Karya Tbk dan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Pemerintah mengharapkan LRT Jabodebek tersebut bisa beroperasi pada Mei 2019.

Senior Vice President Coorporate Banking II Bank Mandiri, Dikdik Yustandi mengatakan, sampai kini pihaknya masih menunggu keputusan pemerintah dan debitur. Bank Mandiri belum meneken kerjasama dengan kontraktor LRT, yaitu Adhi Karya. "Sampai sekarang kami masih menunggu Perpresnya," kata dia.

Sebelumnya, Direktur Coorporate Banking Bank Mandiri, Royke Tumilaar bilang, tahun ini Bank Mandiri menyiapkan dana Rp 20 triliun bagi kredit infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×