Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengincar peningkatan keuntungan dari transaksi tiket dan pengelolaan dana penumpang kereta ringan atau LRT Jabodetabek.
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan, pihaknya mengusulkan agar mendapat keuntungan dari bisnis transaksi penumpang LRT guna menekan pendapatan dari rendahnya bunga yang diminta pemerintah. Pasalnya, pemerintah mengharapkan bunga pinjaman yang diberikan oleh perbankan khusus proyek LRT agar tidak melebihi 7%.
Adapun, total pembiayaan yang dibutuhkan untuk proyek LRT mencapai Rp 27 triliun, dengan sumber pinjaman fasiltias kredit perbankan dan lembaga keuangan BUMN sebesar Rp 18 triliun.
"Kalau misalnya dari fee based bisa 10% secara bisnis dapat lebih feasible," ujar Herry saat ditemui di Jakarta, Rabu (12/4).
Artinya, pendapatan berbasis komisi tersebut berasal dari pembelian tiket LRT menggunakan mekanisme non-tunai serta produk kartu debit. "Kita bisa pakai BNI Tap-Cash, terus juga pasti ada pembukaan rekening kan kita bisa mendapat biaya administrasi dari situ," lanjutnya,
Herry menjabarkan skema pembiayaan dari tiga perbankan hingga saat ini masih dalam tahap pembicaraan. Adapun kredit sindikasi untuk LRT ini akan dipimpin oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Adapun BNI telah menyiapkan dana sebesar Rp 2 triliun per tahun selama tiga tahun untuk proyek LRT. "Belum final, kami masih menunggu skemanya, kami harap secepatnya dapat selesai," tambah Herry.
Selain itu, meski belum dapat merinci penyaluran dana yang disiapkan untuk proyek LRT, Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo memastikan pihaknya siap berpartisipasi. "BRI siap ikut partisipasi proyek LRT," katanya saat dihubungi KONTAN.
Senior Vice President Coorporate Banking II Bank Mandiri, Dikdik Yustandi mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih menunggu keputusan dari pihak regulator serta debitur. Dikdik menjelaskan, hingga saat ini perseroan masih belum melangsungkan Perjanjanjian Kerja sama dengan kontraktor yakni PT Adhi Karya Tbk.
"Sampai sekarang kami masih menunggu perpresnya, kalau sindikasi nantinya tidak akan berbeda pembiayaannya dengan bank-bank lain," tuturnya.
Sebagai informasi saja, total dana yang dibutuhkan untuk LRT sebesar Rp 27 triliun, dengan rincian Rp 23 triliun untuk prasarana dan Rp 4 triliun untuk sarana LRT Jabodebek ini.
Adapun, sisa kebutuhan dana selain dari perbankan, dipenuhi dari Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Adhi Karya dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan total Rp 9 triliun. Pemerintah mengharapkan LRT Jabodebek akan dapat beroperasi pada Mei 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News