kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Bank Besar Cetak Laba Jumbo, BRI Jadi Jawara


Kamis, 31 Agustus 2023 / 06:38 WIB
Bank Besar Cetak Laba Jumbo, BRI Jadi Jawara
ILUSTRASI. sejumlah bank dalam BUKU 4 cetak laba jumbo di semester I-2023


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan yang masuk dalam Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 kompak mencetak kenaikan laba di semester I-2023. Di mana, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan laba tertinggi di periode tersebut.

Meskipun menjadi yang terakhir memaparkan kinerja keuangannya, BRI menempati posisi laba terbesar dengan nilai Rp 29,42 triliun. Laba tersebut tumbuh sebesar 18,72% secara tahunan (YoY).

Di posisi kedua, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengisi posisi tersebut dengan mencatatkan laba senilai Rp 25,2 triliun. Baru di posisi ketiga, ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencetak laba senilai Rp 24,19 triliun.

Baca Juga: BRI Akui Tengah Menyiapkan Rencana Aksi Korporasi

Menariknya, BBCA mencatat pertumbuhan tertinggi di periode enam bulan pertama tahun ini dibandingkan bank KBMI 4 lainnya. Pertumbuhan laba bersih BCA mencapai 34,02% YoY.

Jika menilik secara historis, BRI telah berhasil merebut posisi pertama terkait laba terbesar sejak periode kuartal I-2022. Pada tahun-tahun sebelumnya, BBCA lah yang menempati posisi tersebut.

Misalnya, BCA pada 2021 mencatat laba sebesar Rp 31,42 triliun. Disusul, BRI yang bertengger di posisi kedua dengan sebesar Rp 31,07 triliun. Tahun 2020, BBCA juga memiliki laba tertinggi sebesar Rp 27,15 triliun dan BRI mencatat laba Rp 18,6 triliun.

Jika dilihat, kondisi tersebut sejalan dengan adanya konsolidasi yang terjadi antara BRI, Pegadaian, dan PNM pada akhir 2021. Mereka membentuk apa yang saat ini disebut sebagai holding ultra mikro.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa salah satu penopang pertumbuhan laba di periode semester pertama tahun ini adalah segmen mikro yang tumbuh 11,4% YoY menjadi Rp 577,94 triliun.

 

Dengan pencapaian tersebut, porsi kredit mikro terhadap total kredit yang disalurkan BRI mencapai 48,08%. Di mana, total kredit di segmen UMKM senilai Rp 1.015,54 triliun.

“Ini pertama kalinya kredit UMKM BRI menembus di atas Rp 1.000 triliun dan akan terus meningkatkan porsi kredit UMKM mencapai 85% di tahun 2024,” ujar Sunarso.

Khusus untuk perkembangan holding ultra mikro, hingga akhir tahun triwulan II/2023 telah mengintegrasikan lebih dari 36 juta nasabah pinjaman dan 162 juta nasabah simpanan mikro.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus sependapat bahwa laba BBRI melesat sejak adanya konsolidasi tersebut. Ini membantu BBRI untuk semakin melakukan penetrasi terhadap nasabah.

“Ini kan sudah menjadi segmented customernya BBRI yang tidak dimiliki oleh bank-bank yang lain,” ujar Nico.

Baca Juga: Naik 18,7%, BRI Catatkan Laba Bersih Senilai Rp 29,42 Triliun di Semester I-2023

Oleh karenanya, BRI menjadi salah satu saham yang direkomendasikan oleh Nico untuk saat ini. Di mana, ia menargetkan saham ini bisa menyentuh di level Rp 6.050.

Nico juga mencermati NPL yang dimiliki oleh BRI di periode ini tercatat membaik, meskipun kreditnya tumbuh. Menurutnya, ini membuktikan BRI tetap menyalurkan kredit juga secara hati-hati.

Adapun, NPL BRI di periode yang sama tercatat 2,95%. Itu lebih rendah dari posisi sama tahun lalu yang ada di level 3,26%.

Selain BBRI, Nico juga menyampaikan bahwa pihaknya saat ini menyukai BCA. Ia menargetkan harga saham BCA di akhir tahun bisa mencapai Rp 10.000

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengungkapkan bahwa pihaknya optimis kinerja tetap bakal tumbuh di tahun ini seiring dengan kredit yang diperkirakan tetap signifikan.

Sebagai informasi, BBCA telah menyalurkan kredit sebesar Rp 736 triliun di periode yang sama. Pertumbuhannya sebesar 9,04%, tertinggi kedua setelah BMRI yang tumbbuh 11,78% YoY.

“BCA selalu menerapkan prinsip kehati-hatian,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×