kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Bank besar tak agresif himpun dana valas


Kamis, 12 Maret 2015 / 20:15 WIB
Bank besar tak agresif himpun dana valas
ILUSTRASI. Kim Jong Un menyerukan peningkatan eksponensial dalam produksi senjata nuklir di tengah Perang Dingin Baru. KCNA melalui REUTERS


Reporter: Dea Chadiza Syafina, Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank-bank besar mengaku likuiditas valuta asing (valas) mereka saat ini masih aman untuk memenuhi kebutuhan kredit bermata uang asing. Sehingga, mereka tidak gencar menyerap likuiditas valas.

Misalnya saja di Bank Mandiri. Royke Tumilaar, Direktur Treasury and Market Bank Mandiri mengaku, likuiditas valas masih cukup sehingga perusahaan belum memerlukan mencari dana segar dari issue atau pinjam ke luar negeri.

“Saat ini, likuiditas valas Mandiri di atas US$ 3 miliar. Ini cukup untuk kebutuhan ekspansi bisnis hingga tahun mendatang,” kata Royke, Kamis (11/3).

Alasan Mandiri tidak gencar mencari dana valas, karena perusahaan tidak jor-joran menyalurkan kredit dengan mata uang asing. Royke bilang, Mandiri membidik pertumbuhan kredit valas di bawah 10% pada tahun 2015, dari rata-rata target pertumbuhan kredit Mandiri sebesar 15%-17%. “Kredit valas kecil karena sektor ekspor komoditas juga masih turun,” kata Royke, Kamis (11/3).

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) mengatakan, saat ini total dana valas BCA nilainya sekitar US$ 2,7 miliar - US$ 3,1 miliar. Dengan sehingga besarnya likuiditas valas tersebut, BCA tidak begitu agresif menghimpun dana valas, dan hanya memberikan bunga kecil untuk valas. “Apalagi, BCA sangat membatasi penyaluran pinjaman dollar,” ucap Jahja.

Misalnya, porsi kredit valas tidak sampai 6% atau US$ 1,5 miliar terhadap total kredit bank. Kedepan, BCA akan membatasi penyaluran kredit valas tidak lebih dari US$ 2 miliar atau terus menjaga pembiayaan di level US$ 1,4 miliar - US$ 1,8 miliar. 

“Jadi kami memberikan pembiayaan atau kredit valas kepada perusahaan yang pendapatan valas,” tambahnya.

Menurutnya yang berbahaya adalah nasabah yang meminjam kredit dalam denominasi dollar namun pendapatannya denominasi rupiah.

Hal senada diungkapkan Suwoko Singoastro, Direktur Treasury dan FI Bank Negara Indonesia (BNI). Menurutnya, kondisi likuiditas valas BNI masih sangat longgar, karena memang sejak awal, BNI sangat membatasi kredit berbasis valas.

“Sumber dana valas kami bukan hanya dari DPK valas, tapi juga dari funding non konvensional seperti global bond, bilateral loan dan bankers acceptance,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×