kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank BUMN akan ditunjuk jadi bank perantara, channeling pinjaman likuiditas


Rabu, 06 Mei 2020 / 23:34 WIB
Bank BUMN akan ditunjuk jadi bank perantara, channeling pinjaman likuiditas
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjelaskan, Bank Perantara ini nantinya akan jadi perpanjangan tangan Kementerian Keuangan dalam memberikan pinjaman likuiditas ke bank-bank yang tidak punya akses ke BI.

"Kemenkeu cukup menempatkan deposit di beberapa Bank Perantara itu. Bank yang butuh pinjaman likuiditas bisa datang ke Bank Perantara dengan menggunakan underlying kredit yang direstrukturisasi akibat dampak Covid-19," jelasnya dalam rapat live streaming bersama Komisi XI DPR, Rabu (6/5).

Baca Juga: Restrukturisasi kredit lembaga keuangan non bank sudah mencapai Rp 28,13 triliun

Wimboh menambahkan, bank yang akan ditunjuk sebagai bank perantara nantinya adalah Bank Himbara ditambah dengan beberapa bank besar yang kredibel. OJK bakal membuat spesifikasi detail dalam penetapan bank perantara tersebut.

Bank perantara hanya jadi channeling dana dari pemerintah dan tidak mempunyai tanggung jawab terhadap debitur yang direstrukturisasi. Sehingga tidak ada risiko yang akan ditanggung. Debitur tetap tanggung jawab bank yang menggadaikan tadi.

Sementara untuk pricing pinjaman likuiditas dari bank perantara masih dalam pembahasan OJK, BI dan Kementerian Keuangan. "BI bilang akan berdasarkan Repo rate. Kalau itu yang disepakati maka Kemenkeu akan buat dana di bank peserta sejumlah sama supaya netral bagi Kementerian ke BI. Nanti tinggal bank perantara ke bank yang menggadaikan harus ada market trade. Kalau tida akan jadi moral hazard karena akan dibikin jadi first resort sama bank, bukan jadi yang terakhir. Jadi intinya tidak boleh lebih murah dari fasilitas BI," jelas Wimboh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×