kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank BUMN diminta masuk ke Bank Muamalat? Begini kata manajemen


Kamis, 31 Oktober 2019 / 21:55 WIB
Bank BUMN diminta masuk ke Bank Muamalat? Begini kata manajemen
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah Bank Muamalat Jakarta, Senin (6/5). Beredar kabar bahwa bank BUMN diminta menyelamatkan PT Bank Muamalat Indonesia./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/06/05/2019.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank pelat merah kini tengah menjadi sorotan lantaran beredar kabar di pasar tentang upaya penyehatan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk oleh tiga bank BUMN. 

Ketiga bank tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100).

Nah, menurut rumor yang beredar, ketiga bank tersebut diminta secara personal oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk melakukan perbaikan di Bank Muamalat. Paling santer, Bank Mandiri disebut-sebut bakal menjadi pemain besar dalam upaya tersebut.

Baca Juga: Menanti kiprah bank digital di Indonesia

Kendati demikian, saat dihubungi Kontan.co.id pihak Bank Muamalat dan Bank Mandiri secara tegas menyanggah hal tersebut. Komisaris Independen Bank Muamalat Iggi H. Achsien menjelaskan hal tersebut tidak benar. "Tidak benar bahwa pak Wapres meminta begitu," terangnya, Kamis (31/10).

Menurutnya, upaya Bank Muamalat tetap akan dilakukan oleh pihak perusahaan dalam kerangka business to business (B2B) saja. Pun, hal tersebut juga tidak mencatut nama bank pelat merah manapun.

Ramainya kabar upaya penyelamatan Bank Muamalat oleh Bank BUMN bisa jadi disebabkan oleh adanya pertemuan antara pihak Ma'ruf Amin dengan perwakilan Islamic Development Bank (IDB) dan Manajemen Bank Muamalat beberapa waktu silam. Sebagai informasi saja, IDB merupakan salah satu pemegang saham di Bank Muamalat dengan kepemilikan sebanyak 32,74%.

Selain itu, awal pekan ini Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arief Arianto juga ikut hadir dalam pertemuan tersebut. Menurut Iggi, pertemuan tersebut merupakan pertemuan yang memang sudah diagendakan sejak Ma'ruf Amin mengundurkan diri sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah di Bank Muamalat.

"Silahturahmi saja, karena sejak dilantik sebagai Wapres belum bertemu. Sekalian mengucapkan selamat juga ke beliau secara langsung," terangnya.

Baca Juga: NPL membaik, laba Bank DKI ikut terangkat di kuartal III 2019

Namun, Iggi membenarkan bahwa ada topik pembicaraan lain yang dibahas, yaitu terkait rencana kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan IDB.

Dalam hal ini, pihak IDB memberi usulan kepada Pemerintah agar Bank Muamalat diperkenankan membuka kantor cabang di Arab Saudi, untuk melayani kebutuhan para jemaah haji. Pun, kehadiran Sulaiman menurutnya tak lebih sebagai perwakilan dari bank milik negara.

"Penyelamatan Muamalat itu sifatnya B2B, bukan karena intervensi atau perintah," sambungnya. 

Dalam kesempatan terpisah, Sulaiman juga secara singkat menyerukan hal serupa. Ia malah menegaskan bahwa tidak ada pihak baik perorangan maupun institusi yang meminta tiga bank BUMN untuk menyelamatkan Bank Muamalat.  "Sama sekali tidak benar, Saya malah heran kok santer sekali berita itu," tegasnya. 

Head of Corporate Affairs Bank Muamalat Hayunaji juga menyanggah dan menyebut bahwa pihak Bank Mandiri, BRI dan BNI sudah meluruskan hal tersebut.

Sekadar tambahan informasi, dari sisi kinerja keuangan Bank Muamalat memang memiliki permasalahan terutama pada rasio pembiayaan bermasalah alias non performing financing (NPF). 

Baca Juga: Layani pengaduan investasi ilegal, SWI akan buka Warung Waspada Investasi

Merujuk laporan keuangan semester I-2019 lalu, tercatat NPF gross perseroan sudah mencapai 5,41%. Posisi tersebut mengalami peningkatan sebanyak 3,76% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun, NPF net tercatat sebesar 4,53% naik 3,65% dari tahun sebelumnya.

Selain dari sisi NPF, rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) perseroan juga kian surut dari 15,92% di kuartal II 2018 menjadi 12,01% di akhir Juni 2019 lalu. Sedangkan hingga bulan Agustus 2019 lalu, laporan keuangan Bank Muamalat mencatatkan total laba bersih yang diperoleh hanya sebesar Rp 6,57 miliar. 

Jumlah tersebut turun drastis dari bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 110,9 miliar atau menyusut 94% secara yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×