kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank BUMN harus percepat konsolidasi


Jumat, 02 Oktober 2015 / 11:18 WIB
Bank BUMN harus percepat konsolidasi


Reporter: Galvan Yudistira, Issa Almawadi | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Empat bank pelat merah masih sulit bergabung dalam satu payung. Sejak didengungkan pada awal tahun, embrio konsolidasi bank badan usaha milik negara (BUMN) lewat penggabungan bisnis anjungan tunai mandiri (ATM) belum terwujud.

Awalnya, konsolidasi ATM bank pelat merah bermerek Himpunan Bank-bank Negara atawa Himbara, ditargetkan rampung September 2015.  Dus, pemerintah pun terus mendesak empat bank BUMN, yakni Bank Mandiri, BNI, BRI serta BTN agar merealisasikan konsolidasi ATM.

Awal pekan ini, Kementerian BUMN memanggil petinggi bank-bank milik pemerintah. Hasil pertemuan: konsolidasi ATM harus kelar sebelum tutup tahun 2015. "Kami minta dua minggu ke depan harus ada penandatanganan mengenai kesepakatan detail ATM Himbara," tandas Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN Gatot Trihargo, Rabu malam (30/9).

Ia bilang, pihaknya meminta empat bank BUMN meningkatkan koordinasi. Selama ini, kata dia, berbagai kendala teknis menjadi penghambat. 

Menurut Senior Executive Vice President Transactional Banking Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans, negosiasi untuk mengembangkan jaringan bersama tidak mudah. "Tim legal masing-masing bank BUMN sedang melakukan pembahasan perjanjian kerjasama secara intensif, khususnya penyediaan jumlah ATM dan pembagian fee transaksi," timpal Direktur Jaringan dan Layanan BNI Adi Sulistiyowati, kemarin.

Belum detail

Kendati waktu tersisa tinggal tiga bulan, hingga saat ini konsep detail konsolidasi masih samar-samar. Yang jelas, salah satu poin penting kesepakatan adalah terbentuknya 800 mesin ATM Himbara pada pengujung tahun ini.

Nah, bank-bank BUMN belum sepakat soal kewajiban pengadaan 800 mesin ATM Himbara tersebut. Opsinya, pengadaan jumlah ATM dilakukan secara proporsional atau dibagi sama rata.

Sekretaris Perusahaan BRI, Budi Satria menyatakan, pihaknya masih mengkaji berbagai hal, khususnya jumlah ATM, sistem, jangkauan, dan lainnya. "Itu semua harus dibahas secara komprehensif terlebih dahulu," ujarnya.

Sementara, Direktur BTN Sis Apik Wijayanto mengatakan, pihaknya masih mematangkan besaran jumlah penyediaan ATM Himbara. Agar lebih irit, BTN memilih opsi merelokasi atau pemindahan ATM yang sudah ada.

Yang pasti, BTN bakal menjadi bank yang paling diuntungkan dengan skema konsolidasi ATM. Sebab, bank spesialis kredit rumah tinggal ini paling sedikit memiliki jaringan ATM, ketimbang tiga bank BUMN lain.

Sebagai perbandingan, hingga akhir tahun lalu, BTN hanya memiliki 1.800 mesin ATM. Sementara, Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing memiliki sekitar 15.000-20.000 unit mesin ATM pada periode yang sama.

Yang patut dicermati yakni keuntungan bagi nasabah. Hitungan Bank Mandiri, konsolidasi ATM mampu mengurangi sepertiga biaya operasional ATM. Contoh saja, biaya operasional mesin ATM Rp 15 juta per unit. Dus, biaya transfer ke sesama bank BUMN berpotensi lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×