Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank-bank milik pemerintah (BUMN) mulai mencairkan dana pinjaman dari China. Dana-dana tersebut pun sudah mengalir menjadi kredit ke sektor-sektor infrastruktur.
Misalnya saja Bank Mandiri. Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri menyampaikan, dana dari China Development Bank (CDB) sudah mulai disalurkan menjadi kredit. "Dan kami harap, akhir tahun ini bisa selesai semua," terang Budi, Senin (23/11) kemarin.
Budi bilang, penyaluran kredit dari dana CDB mengalir ke beberapa sektor infrastruktur. Dan dari dana itu, Budi mengaku, Bank Mandiri belum memiliki rencana untuk menambah pinjaman lagi, khususnya dalam bentuk valuta asing (valas).
Menurut Budi, dana valas Bank Mandiri terbilang cukup, terutama dengan adanya pinjaman dari CDB. "Jadi, kami mungkin akan cari yang bentuk rupiah," tutur Budi tanpa menjelaskan lebih detil. Budi hanya bilang, Bank Mandiri mendapat tambahan likuiditas sekitar Rp 3 triliun dari pelonggaran giro wajib minimum (GWM).
Tahun depan, Bank Mandiri mengincar pertumbuhan kredit berkisar 14% dari proyeksi tahun ini pada kisaran 11%-12%. Per Oktober, kredit Bank Mandiri (bank only) telah mencapai Rp 500,39 triliun, naik 12,8% dari periode yang sama tahun lalu Rp 443,62 triliun.
Asal tahu saja, Bank Mandiri mendapat jatah pinjaman US$ 1 miliar dari CDB. Jika sesuai rencana, dana tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, kereta api, dan bandar udara.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga mengaku sudah mencairkan pinjaman dari CDB. Seperti Bank Mandiri, BRI juga dapat jatah pinjaman senilai US$ 1 miliar. "Sudah habis. Sudah kami tarik semua," kata Asmawi Syam, Direktur Utama BRI.
Asmawi menjelaskan, dana dari CDB juga jadi bagian BRI untuk berkontribusi pada pembiayaan infrastruktur. Dari beberapa sektor yang ada, Asmawi mengatakan, BRI bakal terlibat dalam pembiayaan listrik, power plant, jalan tol, pelabuhan, telekomunikasi, pelabuhan dan bandar udara.
Namun Asmawi menegaskan, kontribusi BRI ke infrastruktur tak akan mengubah fokus bisnis. "Kami tetap fokus ke UMKM. Jika punya uang Rp 100 triliun, 75% dari uang itu akan tetap mengalir ke UMKM. Kami akan pertahankan porsi kredit UMKM berkisar 73%-75% terhadap total kredit," ucap Asmawi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News