kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.856   15,00   0,09%
  • IDX 7.115   -84,77   -1,18%
  • KOMPAS100 1.087   -15,28   -1,39%
  • LQ45 859   -14,61   -1,67%
  • ISSI 217   -2,50   -1,14%
  • IDX30 440   -7,73   -1,73%
  • IDXHIDIV20 529   -10,20   -1,89%
  • IDX80 124   -1,82   -1,44%
  • IDXV30 127   -4,29   -3,26%
  • IDXQ30 146   -2,45   -1,65%

DPR panggil tiga bank BUMN soal pinjaman China


Selasa, 29 September 2015 / 18:38 WIB
DPR panggil tiga bank BUMN soal pinjaman China


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Komisi VI DPR RI memanggil direksi tiga bank BUMN untuk membahas pinjaman dari China Development Bank (CDB). Seperti diketahui CDB memberikan pinjaman lunak sebesar US$ 3 miliar dollar dengan tenor selama 10 tahun.

Ketua Komisi VI DPR, Hafisz Tohir mengatakan, pinjaman tersebut harus dijelaskan secara detail oleh masing-masing dirut BUMN dan perwakilan BUMN. DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat ingin mengetahui peruntukan dan tujuan dari pinjaman ini.

"Di luar banyak sekali spekulasi mengenai pinjaman ini, makanya kita memanggil perwakilan bank BUMN," ujar Hafisz di saat rapat Komisi VI DPR, Selasa (29/9).

Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, pinjaman US$ 3 miliar ini akan ditujukan untuk program infrastruktur dan orientasi pada ekspor. Menurut Gatot pinjaman ini direalisasikan setelah kunjungan Presiden Jokowi ke China pada Maret 2015.

Nah setelah 4 hari dari kunjungan tersebut , Jokowi memberikan mandat kepada Menteri Sofyan Djalil dan Menteri Rini Sumarno untuk melakukan tindak lanjut mengenai pinjaman ini.

"Setelah 3 kali kunjungan tindak lanjut pada Maret, Juni sampai September, akhirnya disepakati pemberian pinjaman kepada masing-masing bank sebesar US$ 1 miliar," ujar Gatot.

Gatot mengatakan pinjaman CDB ini adalah pinjaman business to business dengan 70% pinjaman dalam bentuk dollar dan 30% dalam bentuk reminbi. Tenor pinjaman selama 10 tahun dengan gross periode selama 3 tahun.

Menurut Gatot, per Juli 2015 jumlah utang BUMN masih kecil, yaitu baru 10,4% dari total utang. Selain itu, untuk pinjaman BUMN masih 1,3% dari total utang.

Selain itu porsi China sebagai negara pemberi kredit juga relatif masih kecil, yaitu berada di posisi kelima dari total seluruh negara pemberi kredit ke Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×