Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ternyata tidak terlibat dalam sindikasi kredit modal kerja untuk PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) senilai US$ 200 juta sebagaimana diberitakan sebelumnya. Bantahan tersebut disampaikan BCA dengan menegaskan yang ikut dalam sindikasi hanyalah perusahaan pelat merah.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja mengatakan hanya bank-bank BUMN saja yang ikut dalam sindikasi modal kerja KRAS. Bantahan itu disampaikan Jahja kepada Kontan.co.id, Rabu (17/7) malam.
Baca Juga: Begini strategi Bank BCA hadapi sektor multifinance yang melandai
Sebelumnya, dalam keterangan resmi Krakatau Steel yang telah diberitakan Kontan.co.id, perusahaan baja pelat merah ini, Jumat (12/7) telah melakukan penandatanganan dengan lima bank yang tergabung dalam sindikasi.
Mereka adalah, tiga bank pemerintah, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Kemudian PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan Indonesian Eximbank.
Baca Juga: Ini penyebab kredit perbankan ke industri multifinance melandai
"BCA hanya ikut restrukturisasinya, tapi tidak ikut dalam tambahan US$ 200 juta," lanjut Jahja.
Sebelumnya, Direktur Krakatau Steel Silmy Karim juga enggan menjelaskan lebih lanjut saat dikonfirmasi Kontan.co.id, soal sindikasi yang diterima perseroan. “Saya belum bisa memberikan keterangan sampai prosesnya selesai,” balas pesan pendeknya kepada Kontan.co.id, Selasa (16/7).
Sementara secara terpisah Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengafirmasi pihaknya memang berpartisipasi dalam sindikasi tersebut.
Baca Juga: Penjualan mobil lesu, pembiayaan BCA Finance turun di semester I 2019
Sayangnya ia enggan menjelaskan lebih lanjut soal berapa porsi perseroan dalam sindikasi tersebut. Termasuk menjelaskan skema restrukturisasinya.
“Iya kami ikut dalam sindikasi, ini bagian dari restrukturisasi, sehingga KRAS memiliki tambahan dana. Kalau soal KRAS memang panjang, dan ini (US$ 200 juta) pun bagian sepotong dari 20 bagian (restrukturisasi),” kata Siddik kepada Kontan.co.id, Rabu (17/7) di Plaza Mandiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News