kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini penyebab kredit perbankan ke industri multifinance melandai


Rabu, 17 Juli 2019 / 19:41 WIB
Ini penyebab kredit perbankan ke industri multifinance melandai


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Seiring melemahnya pembiayaan kendaraan, pendanaan perbankan ke sektor multifinance ikut melandai. Hal itu disebabkan sejumlah perbankan memilih berhati-hati untuk meminimalkan risiko. 

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya, sepanjang semester I 2019 ini,anggota indeks Kompas100 ini, lebih mengandalkan penyaluran kredit ke multifnance kepada dua entitas anak usahanya, yaitu PT Mandiri Tunas Finance, dan PT Mandiri Utama Finance.

Baca Juga: Aksi akuisisi masih meramaikan industri multifinance

“Hal ini didasarkan pada pertimbangan kualitas proses kredit melalui entitas anak kami lebih andal. Sedangkan pembiayaan melalui skema chanelling ke multifinance lain tidak besar volumenya dan cenderung menurun,” Kata Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi kepada Kontan.co.id, Selasa (16/7).

Dengan. mengandalkan entitas anak, rasio kredit macet ke sektor ini juga dapat ditekan serendah mungkin. Hery bilang non performing loan (NPL) penyaluran kredit perseroan ke multifinance cuma di kisaran 1%.

Baca Juga: WOM Finance kejar RoA 2,5% di akhir tahun, ini strateginya

Sedangkan sepanjang Semester I 2019, bank berlogo pita emas ini telah menyalurkan kredit ke multifinance sebesar Rp 30,9 triliun, nilai tersebut hanya tumbuh 1,4% (yoy) dibandingkan semester I 2018 yang mencapai Rp 30,2 triliun.

Meski masih mini, Hery optimistis hingga akhir tahun pertumbuhannya bisa mencapai dobel digit.

Baca Juga: Dapat restu OJK, Cental Sentosa Finance ubah nama menjadi BCA Multi Finance

Hal serupa juga terjadi di PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), anggota indeks Kompas100 ini. Sejak Januari hingga Mei, Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra bilang pertumbuhan kredit ke segmen ini cuma tumbuh 3% (ytd).

“Target pertumbuhan kredit kami tahun ini lebih didukung segmen bisnis, kalau untuk consumer terutama kredit kendaraan bermotor relatif moderat,” katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (17/7).

Baca Juga: ITFC beri pembiayaan US$ 6 juta kepada eksportir kopi Indonesia

Tahun lalu, bank swasta terbesar di tanah air ini cuma mencatat penyaluran kredit ke multifinance senilai Rp 10,7 triliun.
Meskipun melandai, beberapa bank lainnya masih membidik segmen ini untuk menopang pertumbuhan kreditnya.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Selasa (16/7) baru menandatangani pinjaman Rp 300 miliar kepada dua perusahaan di bawah Sejahtera Group, yaitu PT Artha Prima Finance dan PT Buana Sejahtera Multidana.

Baca Juga: OJK sebut tiga pertimbangan perusahaan pembiayaan cari pendanaan dari luar negeri

Nilai pinjaman tersebut merupakan nilai pendaan perbankan terbesar yang diperoleh Sejahtera Group. Pun nilai tersebut setengah dari total target pembiayaan dua perusahaan tersebut senilai Rp 600 miliar pada tahun ini.

“Segmen utama kami ada di commercial vehicle used dengan menyasar ritel, dan UMKM, meskipun penjualan kendaraan motor melandai, namun pasar kendaraan bekas ini sebenarnya masih besar,” kata Komisaris Artha Prima Yosia Cakrawinata.
Adapula PT Bank BTPN Tbk (BTPN) yang pekan lalu baru menggelontorkan pinjaman Rp 100 miliar kepada PT Tifa Finance Tbk (TIFA).

Pinjaman bertenor tiga tahun ini akan digunakan Tifa untuk ekspansi pembiayaan kendaraan komersial, alat berat, dan peralatan medis baik baru maupun bekas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×