Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Commonwealth Bank melihat tren penurunan bunga kemungkinan akan menggerakkan dana-dana yang parkir di deposito ke produk wealth management bank berbasis saham dan pendapatan tetap untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi. Apalagi kondisi pasar saham semakin bergerak positif.
Dengan begitu, bisnis Wealth Management diperkirakan akan semakin tumbuh karena berpotensi untuk menambah jumlah dana kelolaan yang sudah ada seperti reksadana ataupun obligasi pemerintah.
"Kami optimistis dana kelolaan akan semakin meningkat dengan instrumen reksa dana saham akan mengalami pertumbuhan. Kejelasan hasil pilpres di Amerika Serikat dapat memberikan dampak positif ke emerging market, seperti Indonesia," kata Ivan Jaya EVP Head of Wealth Management & Premier Banking Commonwealth Bank pada Kontan.co.id, Kamis (3/12).
Lebih lanjut, Ivan menerangkan, perkembangan penelitian pengembangan vaksin yang menunjukkan ke arah positif memberikan harapan bahwa pandemi ini dapat segera berakhir, juga menjadi katalis positif untuk pertumbuhan kelas aset saham.
Dari dalam negeri, telah disahkan dan ditandatanganinya UU Omnibus Law juga dipercaya akan memberikan sentimen positif terhadap ekonomi dan pasar saham Indonesia ke depan.
Baca Juga: Saat pandemi, duit orang-orang tajir banyak diparkir di deposito dan obligasi
Dengan melimpahnya likuiditas di pasar keuangan akibat dampak pelonggaran kebijakan moneter dan stimulus fiskal pemerintah saat ini membuat tingkat volatilitas lebih rendah dibandingkan pada saat awal pandemi.
"Selain itu, kondisi ekonomi yang terberat akibat pandemi diyakini sudah dilewati. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 juga mengalami perbaikan yakni tercatat -3,49% yoy dari -5,32% di kuartal II," kata Ivan.
Sementara instrumen wealth maanagement berbasis obligasi mencatatkan kinerja yang sangat baik dimana tumbuh sebesar 125% (yoy) pada kuartal 2020 atau meningkat hampir +30% di akhir September 2020 dibandingkan dari awal tahun (year-to-date).
Ivan bilang, itu disebabkan oleh penurunan bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 1% sepanjang tahun ini.
Dengan meningkatnya dana kelolaan maka fee based income yang diperoleh bank dari wealth management juga diperkirakan akan semakin meningkat.
Namun, Ivan melihat efeknya tentu baru akan terjadi pada 2021 karena sepanjang tahun 2020 pasar Indonesia terutama pasar saham lebih banyak mendapat pengaruh negatif ketidakpastian dari perkembangan Covid-19.
"Fee based income secara histori menyumbang porsi yang besar terhadap Wealth Management Bank commonwealth hingga 30% dari total pendapatan," lanjut Ivan.
Hingga November 2020, total dana kelolaan bisnis wealth management Commonwealth Bank mencapai sekitar Rp 28 triliun.
Selanjutnya: Ini 5 bank dengan bunga deposito tertinggi di awal pekan ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News