Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Tak mau kalah dengan bank umum, bank pembangunan daerah (BPD) pun berupaya memperbesar porsi fee based income atau pendapatan berbasis komisi.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Agustus 2015, pendapatan non operasional BPD relatif kecil ketimbang pendapatan bunga bersih. Pendapatan non operasional BPD mencapai Rp 16,9 triliun atau cuma 8,49% dibandingkan pendapatan bunga bersih.
Nah, ada beberapa BPD yang berniat menggeber fee based income. Antara lain Bank Jatim, Bank Jabar Banten, dan Bank Sumsel Babel.
Bank Jabar Banten (BJB) semisal, berniat menjadi transactional banking. Maka itu, Direktur Utama Bank Jabar Banten Ahmad Irfan mengatakan, pihaknya akan mempersiapkan pondasi dan mematangkan infrastruktur. Bank ini juga akan meningkatkan standar layanan ke nasabah.
Bank Jabar Banten juga akan masuk ke program laku pandai dengan memanfaatkan jaringan Alfamart di Jawa Barat. Tahap awal, bank ini akan memanfaatkan 11.000 jaringan Alfamart untuk meningkatkan transactional banking.
"Saat ini kami sudah terhubung dengan jaringan BPD Net Online untuk program transactional banking standar," ujar Ahmad.
Fermiyanti, Direktur Konsumer Bank Jabar Banten, menambahkan, di kuartal III-2015, hampir 95% pendapatan BJB dari pendapatan bunga, sisanya dari fee based. Kontribusi fee based sekitar 87% dari tabungan, transaksi ATM dan SMS banking.
"Ke depannya remitansi diharapkan menjadi salah satu sumber fee based," ujar Fermiyanti.
Bank Jatim tak mau kalah. Direktur Bisnis Menengah dan Korporasi Bank Jatim Su'udi mengatakan, pihaknya akan meningkatkan layanan priority banking agar fee based meningkat. Bank ini akan memperbanyak kerjasama dengan beberapa korporasi.
Menurut Su’udi, pada kuartal III-2015, fee based income Bank Jatim naik 0,72% menjadi Rp 330,6 miliar. Namun, porsi fee based masih kecil, yakni 10% dari total pendapatan. Di 2016, kontribusi diharap bisa mencapai 10%-14%.
Sementara, Bank Sumsel Babel akan mengembangkan teknologi electronic banking untuk menggenjot pendapatan non bunga. Rencananya, pada 6 November 2015, BPD ini akan mengeluarkan kartu prepaid bernama BSB Cash.
Direktur Utama Bank Sumsel Babel Muhammad Adil menargetkan, sampai akhir 2015 bisa mencetak 20.000 kartu dengan transaksi rata-rata Rp 1 juta per orang.
Adil bilang, selama ini, kontribusi fee based income paling besar dari tabungan haji. Kelak, Bank Sumsel Babel juga mengincar fee layanan prioritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News