kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Bank Digital Kian Gesit Mendorong Pertumbuhan Kredit Secara Langsung


Jumat, 27 September 2024 / 10:00 WIB
Bank Digital Kian Gesit Mendorong Pertumbuhan Kredit Secara Langsung
ILUSTRASI. Bank-bank digital makin gesit dalam mendorong kinerja penyaluran kreditnya di awal semester II-2024.(KONTAN/Baihaki)


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank digital makin gesit dalam mendorong kinerja penyaluran kreditnya di awal semester II-2024. Tak hanya mengandalkan mitra channelling, sejumlah bank digital juga fokus mendorong pertumbuhan secara langsung atau direct loan.

PT Allo Bank Indonesia Tbk misalnya, bank milik CT Group ini mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 8,28 triliun per Agustus 2024, 12,5% secara tahunan (year on year/yoy), dibandingkan dengan periode tahun lalu sebesar Rp 7,36 triliun.

Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan, kredit segmen wholesale masih mendominasi total kredit Allo Bank, walaupun pertumbuhan tertinggi masih berasal dari segmen retail. 

Lebih lanjut Indra menyebut, strategi Utama Allo Bank dalam meningkatkan fungsi intermediasi yakni dengan mendorong penyaluran kredit retail secara langsung melalui aplikasi mobile banking.

Baca Juga: Perbankan Optimistis Turunnya Bunga Acuan akan Dongkrak Pertumbuhan Kredit Konsumer

"Strategi channeling sendiri belum menjadi fokus utama Bank beberapa pertimbangan termasuk brand awareness, bunga yang kompetitif untuk nasabah dan proses credit underwriting sesuai risk appetite Bank daripada mengandalkan standar milik fintech rekanan," ungkap Indra kepada Kontan, Rabu (26/9).

Lebih lanjut Indra menyampaikan, dalam mengembangkan bisnisnya, Allo Bank membangun sinergi dengan Group CT Corpora dan mitra bisnis strategis lainnnya dalam mengembangkan ekosistem digital.  

Indra bilang pendekatan dual engines for growth ini diyakini dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan bisnis secara berkelanjutan sekaligus memberikan dampak positif pada perekonomian nasional.

"Strategi ekosistem ini akan menjadikan bank lebih relevan bagi nasabah, dan membantu bank menjalin hubungan yang lebih luas dengan pangsa pasar yang lebih besar seiring dengan penyediaan produk yang cepat, berskala, dan terdiferensiasi untuk bersaing di dunia yang saling terkoneksi secara digital," ungkap Indra.

Dengan mempertimbangkan kondisi makro ekonomi yang penuh tantangan saat ini, Indra menyebut pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit di angka single digit hingga akhir tahun 2024, dengan menjaga kualitas kredit yang sehat di Bawah rata-rata industri perbankan.

Senada, Direktur Utama Bank Neo Commerce Eri Budiono mengatakan, pihaknya akan terus mendorong pertumbuhan kredit dua digit sampai akhir tahun 2024. 

Per Juli 2024, kredit Bank Neo Commerce tumbuh 12,11% yoy mencapai Rp 9,33 triliun, dibandingkan periode tahun lalu yang sebesar Rp 10,46 triliun.

Adapun mesin pendorong pertumbuhan kredit bank berasal dari segala segmen, baik kredit langsung, maupun melalui channeling dengan mitra perusahaan fintech.

Baca Juga: Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Perbankan Melambat, Ini Pemicunya

"Ke depan kami akan memperbesar porsi penyaluran kredit retail secara langsung kepada nasabah melalui aplikasi mobile banking, kami juga sudah mulai fokus pada kredit ke segmen korporasi yang lebih potensial," ungkap Eri kepada Kontan.

Sampai akhir tahun 2024, Bank Neo Commerce menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit di atas 20%.

Di sisi lain, PT Bank Jago Tbk masih mempersiapkan produk penyaluran kreditnya secara langsung melalui mobile banking. 

Head of Consumer Business Bank Jago Trio Lumbantoruan mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk izin peluncuran produk kreditnya. Perkiraannya tahun 2025, pihaknya sudah mengantongi izin OJK.

Baca Juga: DPK Tumbuh Melambat, Pendanaan Non DPK Bisa Jadi Andalan Perbankan

"Masih menunggu dari OJK, prosesnya memang cukup lama di regulatornya," ungkap dia.

Saat ini penyaluran kredit Bank Jago masih melalui mitra channeling dan ekosistem yang dimiliki perseroan.

Bank Jago per Juli telah menyalurkan kredit sebesar Rp 15,90 triliun, naik 47% yoy dibandingkan periode tahun lalu sebesar Rp 10,82 triliun.

Selanjutnya: Investasi Alibaba dan Tencent Jadi Katalis Positif, Cek Rekomendasi Saham GOTO

Menarik Dibaca: Kisah Pemilik Fashion Lokal Gonegani Kembangkan Bisnis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Sales Mastery [Mau Omzet Anda Naik? Ikuti Ini!] Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×