Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah DKI (Bank DKI) menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 27% secara tahunan sampai dengan akhir 2014. Direktur Korporasi dan Perbankan Syariah Bank DKI, Mulyanto Wibowo mengungkapkan, target tersebut berdasarkan rencana bisnis bank (RBB) yang telah ditetapkan perseroan sebelumnya.
Menurut Mulyanto, melihat potensi yang ada, pihaknya tetap optimis bahwa target yang telah ditetapkan pada RBB, akan dapat dicapai. Per Juni 2014, Bank DKI catatkan penyaluran kredit sebesar Rp 21,49 triliun. Kinerja kredit tersebut tumbuh signifikan hingga mencapai 31,12% dari periode Juni 2013 yang senilai Rp 16,39 triliun.
"Untuk himbauan perlambatan pertumbuhan kredit yang ditetapkan regulator baik dari Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu sebesar 15%-17%, secara industri memang melambat. Tapi dalam RBB kami telah cantumkan pertumbuhan kredit secara tahunan untuk tahun 2014 adalah sebesar 27% dan itu telah disetujui. Kami tidak mengubah target itu dan melihat potensi yang ada, kami optimis akan tercapai," ujar Mulyanto di Jakarta, Senin (21/7).
Mulyanto merinci, sepanjang enam bulan pertama tahun 2014, Bank DKI telah menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar Rp 808 miliar. Dengan begitu, penyalurkan kredit Bank DKI untuk KPR mencapai Rp 2,93 triliun. Kredit korporasi dan sindikasi per Juni 2014, Bank DKI telah menyalurkan sebeasr Rp 167 miliar. Dengan begitu, penyaluran kredit korporasi dan sindikasi Bank DKI per Juni 2014 mencapai Rp 6,34 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit konsumtif dan kredit multiguna di Bank DKI sampai paruh pertama tahun 2014 telah mencapai Rp 5,78 triliun. Menurut Mulyanto, biasanya pertumbuhan penyaluran kredit paling besar dipicu oleh segmen korporasi. Namun, lantaran terjadi perlambatan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, banyak proyek-proyek milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menunda pembayaran.
"Pertumbuhan kredit korporasi kami melambat karena APBD dan APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) juga melambat. Ini mungkin terjadi karena tahun ini adalah tahun politik, sehingga menyebabkan belanja modal dan jasa tertunda pelaksanaannya," jelas Mulyanto.
Mulyanto optimis, Bank DKI masih optimis akan ada tambahan penyaluran kredit sebesar Rp 2 triliun sampai dengan Rp 2,5 triliun dari proyek Pemprov DKI Jakarta pada akhir tahun 2014. Hal ini lantaran kontrak Pemprov yang telah ditandatangani dan akan segera direalisasikan.
Dengan optimisme penyaluran kredit ini, Bank DKI menargetkan target laba sebelum pajak pada akhir tahun 2014 mencapai Rp 1 triliun. Sampai dengan Juni 2014, perseroan mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 15,5% atau mencapai Rp 477 miliar. Angka ini meningkat dibanding periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp 413 miliar.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh laba operasional yang meningkat 23,16% dari Rp 380 miliar pada Juni 2013 menjadi Rp 468 miliar per Juni 2014. Pendorong utama laba operasional ini adalah pendapatan bunga bersih Bank DKI yang pada Juni 2014 mencapai Rp 906 miliar, tumbuh 23,27% dari periode Juni 2013 yang sebesar Rp 735 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News