kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank HSBC Indonesia Menyiapkan Dukungan Bagi Nasabah yang Beralih ke Energi Bersih


Kamis, 15 September 2022 / 16:00 WIB
Bank HSBC Indonesia Menyiapkan Dukungan Bagi Nasabah yang Beralih ke Energi Bersih
ILUSTRASI. Kantor pusat HSBC Bank di Jakarta. Kontan/Cheppy A. Muchlis/18/12/07


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Energi hijau sudah menjadi tren. Transisi energi dimulai. Presiden Direktur HSBC Indonesia Francois de Maricourt mengungkapkan untuk mempercepat transisi energi memerlukan modal yang besar.

Bukan hanya meningkatkan investasi di sektor teknologi yang rendah karbon tetapi juga memberikan insentif ke sektor lain agar bisa menjadi lebih hijau dengan biaya yang tidak mahal. "Kami juga mendukung sejumlah inisiatif dan juga kebijakan pemerintah untuk mempercepat transisi pembangunan yang rendah karbon," ungkap Francois, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (14/9).

Berdasarkan data Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia memerlukan pembiayaan sebesar Rp 4.520 triliun untuk melakukan aksi mitigasi dalam peta jalan NDC. Dana sebesar tersebut tidak semuanya bisa dipenuhi oleh APBN.

Baca Juga: Bank Mandiri Targetkan Portofolio Kredit Berkelanjutan Capai 30%

Transisi pembiayaan harus dipimpin pemerintah, difasilitasi oleh bank dan diadopsi oleh perusahaan besar dan juga kecil. "HSBC mendukung semua nasabah kami untuk melakukan transisi ke energi yang lebih bersih. Bekerja sama dengan regulator dan juga industri banyak sektor untuk mempercepat transisi pembiayaan dan mendukung pembangunan berkelanjutan,” kata Francois.

Sementara Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, Indonesia bisa kehilangan potensi ekonomi Rp 112,2 triliun atau 0,5% dari produksi domestik bruto (PDB)  pada 2023 akibat krisis perubahan iklim.  Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran untuk tindakan mitigasi dari perubahan iklim.

Tapi untuk mencapai target tersebut perlu sumber dana yang besar yaitu sekitar Rp 3.461 triliun atau Rp 266 triliun per tahun. Sedangkan APBN hanya mengalokasikan Rp 89,6 triliun per tahun atau 3,6% dari total pengeluaran pemerintah. "Agar bisa mencapai target pembangunan rendah karbon dan nol emisi, perlu bantuan daru banyak pihak,” ujar Ani- sapaan Sri Mulyani.

Baca Juga: Porsi Kredit Hijau di BRI Sudah Capai 7,4% dari Total Portofolio Kredit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×