Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.
JAKARTA. Bank Indonesia sedang mengkaji pemberian rating untuk usaha mikro kecil menegah (UMKM). BI berharap cara ini dapat mempermudah perusahaan kelas UMKM mengakses kredit perbankan.
Direktur Kredit BPR dan UMKM Bank Indoensia Ratna E. Amiarty mengatakan, saat ini belum ada lembaga pemeringkat yang merating UMKM. "Karena itu kami mengusahakan. Lembaga yang ada sekarang hanya merating perusahaan besar," ujarnya.
Dengan rating ini, kata Ratna, perbankan akan nyaman memberikan pinjaman. Sebab sudah ada penilaian yang wajar untuk usaha yang akan mereka beri kredit. "Pada akhirnya, upaya ini bisa memacu sektor rill," tambahnya.
Ratna mengklaim telah bertemu dengan para pengusaha UMKM. Dan, pengusaha UKM itu mendukung rencana BI. Namun, mereka mengeluhkan mahalnya biaya pemeringkatan. "Biaya rating saat ini memang mahal, tapi nanti kami akan carikan rating yang murah," tambahnya.
Tapi, sejauh ini Ratna belum bisa memutuskan standar rating dan perusahaan mana yang akan memeringkat UMKM. Ia hanya mengatakan rating tersebut akan menggambarkan kinerja perusahaan, dan kondisi keuangannya. "Tunggu saja, kami akan realisasikan di 2010 ini," janjinya.
Sekadar catatan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh International Finance Corporation (IFC) pada pertengahan tahun lalu, ternyata banyak pengusaha UMKM yang masih mengalami kesulitan mendapatkan pendanaan atau kredit dari perbankan.
Menurut hasil survei IFC yang dipublikasikan Rabu (17/2), dari 180 UMKM yang mengajukan kredit, hanya 70% yang disetujui. IFC mensurvei 25 bank yang selama ini fokus di kegiatan UMKM.
Ada banyak faktor yang membuat pengusaha UMKM sulit mendapat kredit. Intinya, menurut hasil survei, ada gap antara keinginan bank dengan keadaan si pengusaha.
Cara pengusaha mengelola bisnisnya, terutama dalam pembukuan, kerap dipermasalahkan oleh bank. Sementara di sisi lain, bank seringkali menawarkan kredit yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengusaha UMKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News