kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Indonesia: Ekonomi syariah harus jadi katalis positif


Jumat, 13 September 2019 / 09:49 WIB
Bank Indonesia: Ekonomi syariah harus jadi katalis positif
ILUSTRASI. Deputi Gubenur Bank Indonesia Rosmaya Hadi


Reporter: Agustinus Respati | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BANJARMASIN. Bank Indonesia mematok target tinggi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain ekonomi syariah terbesar di dunia. Menurut pihaknya, kondisi perekonomian dunia yang tak tentu membuat Indonesia harus mengambil langkah nyata.

"Perang dagang Amerika Serikat dan China memicu penurunan volume perdagangan dan harga komoditas, termasuk di Indonesia. Oleh sebab itu, potensi ekonomi dan keuangan syariah harus didorong menjadi katalis pertumbuhan baru," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi, dalam pembukaan Pembukaan Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia 2019 di Kalimantan Selatan, Kamis (12/9).

Rosmaya menjelaskan, saat ini Indonesia baru menjadi konsumen dari produk-produk halal dunia. Dia memaparkan, Indonesia saat ini menjadi juara dalam hal konsumsi makanan halal dan ketiga dalam urusan busana muslim. Adapun, perihal pariwisata Indonesia ada dalam lima urutan teratas.

Baca Juga: Terharu, insinyur se-ASEAN beri penghormatan untuk BJ Habibie

Padahal sebagai negara dengan penduduk muslim yang potensial, Indonesia sepatutnya mencuri kue dalam urusan ekonomi syariah. Belakangan, Thailand digadang-gadang menyiapkan diri sebagai pemasok kudapan halal terbesar di dunia.

China berpacu jadi produsen pakaian muslim. Australia dan Brazil sudah mapan jadi pemasok daging halal. Pun, Korea Selatan sedang berusaha menjadi pusat wisata halal dunia.

Untuk itu, Bank Indonesia ingin mendorong ekonomi syariah di Indonesia lewat pesantren dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Lewat pesantren, Bank Indonesia mendorong pengembangan sektor air minum, pengolahan beras, hidroponik, dan perikanan.

Sedangkan di sektor UMKM, Rosmaya membaginya dalam beberapa tingkatan. Secara umum, Rosmaya ingin mendorong UMKM untuk memanfaatkan fasilitas digital dan mulai melirik pasar ekspor.

Baca Juga: Sentimen eksternal akan mendorong penurunan imbal hasil SUN

Oleh sebab itu, pembinaan UMKM perlu perhatian khusus. Saat ini BI telah bermitra dengan 898 unit UMKM. Dari jumlah tersebut sebanyak 91 UMKM sudah siap untuk mengekspor produknya.

Bank Indonesia menakar ada potensi kerja sama antara bisnis syariah sebesar Rp 1,46 triliun di Kawasan Timur Indonesia dalam Festival Ekonomi Syariah ini. Bahkan, Rosmaya memprediksi bisa mencapai Rp 2 triliun melihat jumlah investor dan potensi produk yang bisa di ekspor.

"Ke depan perlu juga digalakkan halal lifestyle dalam masyarakat Indonesia. Kami sudah mulai dengan FESyar, nanti akan ada ISEF November 2019," tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×