Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mengatakan bahwa dua minggu lalu pihaknya telah meluncurkan sistem pembayaran berbasis QR (quick response). Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha berharap dengan adanya peningkatan layanan perbankan ke arah digital ini pihaknya dapat mendorong pertumbuhan dana murah yakni produk giro dan tabungan.
Bank Jatim mengatakan, pada awal peluncurannya bersama dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa setidaknya ada 1.200 mitra usaha kecil menengah (UKM) yang sudah bermitra dengan lebih dari 2.000 titik pembayaran alias tenant.
"Utamanya QR itu untuk mendorong pembukaan tabungan. Baru setelah itu bisa meningkatkan fee based income (FBI)," katanya di Jakarta, Kamis (11/4). Pun, ke depan Bank Jatim akan meningkatkan nilai tambah layanan pembayaran berbasis QR ini dengan mendirikan platform bagi para nasabah UKM perseroan.
Nantinya di platform yang akan digarap perseroan ini, para debitur UKM bisa secara langsung menjual produk dagangannya kepada masyarakat secara lebih luas sekaligus memperbesar jumlah transaksi perbankan.
Lewat cara ini, bank bersandi bursa BJTM, anggota indeks Kompas100 ini, ini optimis rasio dana murah alias current account and saving account (CASA) perseroan dapat terjaga di atas 70% sampai dengan akhir tahun.
Sebagai informasi saja, per Maret 2019 posisi CASA perseroan mencapai 69,8% terhadap total dana pihak ketiga (DPK). Posisi ini naik tipis bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 69,57%.
Kendati demikian, Bank Jatim akan berupaya untuk mendorong CASA hingga di atas 70%. Sebab, pada akhir tahun lalu posisi rasio CASA Bank Jatim cukup tinggi yaitu mencapai 75,41%.
“Posisi akhir tahun setidaknya bisa sama dengan tahun lalu, biarpun deposito tumbuh karena ada penyesuaian suku bunga dengan suku bunga acuan Bank Indonesia,” jelasnya.
Adapun bila dirinci, pada kuartal I 2019 DPK Bank Jatim naik 15,16% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 51,82 triliun. Dari jumlah tersebut, giro tumbuh paling besar sebanyak 16,74% yoy menjadi Rp 20,01 triliun. Diikuti oleh dana tabungan dan deposito yang masing-masing tumbuh 14,07% dan 14,28%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News