Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank kecil dan menengah khawatir tingkat likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) masih akan tinggi di paruh kedua 2019.
Catatan saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan pada paruh pertama 2019 LDR sudah ada di level 96% atau yang tertinggi selama beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: LDR menggunung, bankir ramal likuiditas DPK masih bakal mengetat di semester II-2019
Direktur Utama PT Bank Mayora Irfanto Oeij menilai pada semester II 2019 kondisi LDR tidak akan banyak bergerak meski akan ada perbaikan secara tidak signifikan.
Sebab menurut Irfanto, perang bunga kemungkinan masih akan terjadi di semester kedua tahun ini, terutama di kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III dan IV. "Dan akan berdampak ke bank BUKU I dan II," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (29/7).
Alih-alih menjaga likuiditas, bank milik taipan ini mengaku sudah memiliki program khusus untuk peningkatan dana pihak ketiga (DPK), seperti program yang menyasar komunitas dan customer based Mayora.
Baca Juga: DANA targetkan ada disetiap smartphone dalam tiga tahun ke depan
Alhasil, sampai akhir tahun 2019 diperkirakan LDR perseroan akan terjaga di level 88%-89%. Adapun, per Semester I 2019 Irfanto menyebut saat ini LDR ada di sekitar 87%-88%.
Lebih lanjut, ada salah satu alasan bank BUKU III dan IV masih bakal berebut dana di pasar di semester II 2019 yakni tingginya kebutuhan likuiditas untuk membiayai kredit infrastruktur.
Bank kecil lainnya yakni PT Bank Sahabat Sampoerna (BSS) bilang kalau pengetatan likuiditas di paruh pertama tidak semerta-merta disebabkan oleh perang bunga. Direktur Keuangan BSS Henky Suryaputra menilai ada faktor lain yang menyebabkan likuiditas seret.
Baca Juga: Beban operasional turun, laba Bank Permata naik 146% di semester I-2019
"Penguatan nilai tukar Rupiah, tingkat suku bunga USD dan tren defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) juga mempengaruhi jumlah DPK," terangnya.