Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mandiri Sekuritas (Mansek) melalui riset kepada 12 bank (6/11) silam menyatakan sampai dengan kuartal III 2017, biaya kredit atau cost of credit perbankan mengalami penurunan.
Dari rata-rata 12 bank yang direset oleh Mansek telah terjadi penurunan secara rata-rata biaya kredit dari 2,5% di September 2016 menjadi 1,8% per September 2017.
Adapun, menurut risetnya Mansek menyebut penurunan biaya kredit ini salah satunya ditopang oleh telah dipupuknya biaya pencadangan yang cukup oleh masing-masing bank sejak setahun terakhir. Terbukti dari telah melandainya kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) perbankan.
Bahkan dalam tiga bulan terakhir saja, biaya kredit rata-rata 12 bank sudah turun dari 2,1% di bulan Juni 2017 menjadi 1,8%.
Sementara itu, memang terjadi peningkatan dari segi biaya kredit dalam tiga bulan terakhir antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bnak Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) dan PT Bank Permata Tbk.
Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra menuturkan sampai dengan kuartal III 2017 memang perseroan telah berusaha menjaga NPL di level yang stabil sejak awal tahun. Hal ini juga dilakukan setelah pada tahun lalu, perseroan memupuk biaya pencadangan cukup besar mencapai 228% di akhir tahun 2016.
Biaya pencadangan ini pun telah berangsur menurun, sampai dengan September 2017 coverage ratio BCA berada di level 189%.
"Tren NPL stabil dari awal tahun. Kami melihat, provisi akan lebih rendah dibandingkan untuk tahun lalu. Untuk BCA, kami tetap stabil dan telah memiliki pencadangan yang cukup," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/11).
Lebih lanjut, pria yang akrab dipanggil Hendra ini menyebut, BCA memang sudah memiliki strategi tersendiri guna mengatur kualitas kredit. Menurutnya, tahun ini terpaan NPL sudah lebih jinak dibandingkan tahun 2016.
Dus, diharapkan pada akhir tahun dan tahun depan bank swasta terbesar di Indonesia ini memproyeksi biaya kredit akan lebih rendah dibanding posisi saat ini.
Gambaran saja, sampai dengan kuartal III 2017 BCA mencatat NPL di level 1,53% secara gross atau naik dari posisi tahun lalu 1,46%. Kenaikan NPL ini seiring dengan pertumbuhan realisasi kredit perseroan yang mencapai Rp 440 triliun atau naik 13,9% secara tahunan atau year on year (yoy).
Selain BCA, salah satu bank yang mencatat penurunan biaya kredit cukup besar dalam satu tahun terakhir antara lain Bank Jatim. Berdasarkan riset Mansek, bank menurunkan cost of credit dari level 2% di September 2016 menjadi 0,2% pada sembilan bulan pertama tahun ini.
Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha menilai menurunnya tingkat biaya kredit perseroan didorong oleh perbaikan dari kualitas kredit dan tidak terbentuknya NPL sebanyak tahun sebelumnya.
"Meski memang dari kuartal II ke kuartal III 2017 mengalami sedikit kenaikan dari 0% menjadi 0,2% karena penurunan kualitas kredit, namun masih terkendali dan tidak signifikan," jelas Ferdian.
Sementara itu, pihaknya menilai saat ini potensi penurunan kualitas kredit sudah berada pada batasnya. Ferdi, sapaan akrab Ferdian mengatakan sampai akhir tahun maupun tahun depan diproyeksikan biaya kredit akan tetap mengalami kenaikan hanya saja tidak akan signifikan.
Selain kedua bank tersebut, PT Bank Danamon Indnonesia Tbk mencatat penurunan signifikan terjadi di sisi biaya kredit. Tercatat per September 2017 biaya kredit perseroan berada di level 2,7% atau turun dari periode yang sama tahun lalu 3,8%.
Satinder Pal Singh Ahluwalia, Direktur Keuangan dan Bisnis Mikro Bank Danamon pekan lalu mengatakan pihakya memang tengah melakukan bersih-bersih kredit sejak awal tahun 2017. Terbukti dari NPL yang berada di level 3,3% per September 2017 atau turun dari posisi tahun sebelumnya 3,5%.
"Biaya kredit menurun (nominal) 25% menjadi Rp 2,5 triliun. Rasio biaya kredit juga berada pada tingkat 2,6% atau membaik 90 basis poin dibanding tahun sebelumnya," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News