kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank makin gatal bermain digital


Jumat, 29 Desember 2017 / 11:14 WIB
Bank makin gatal bermain digital


Reporter: Galvan Yudistira, Umi Kulsum, Yoliawan H | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arus digitalisasi di sektor keuangan sulit dibendung. Mau tidak mau, lembaga keuangan pun harus mengikuti arus tersebut. Tak mau melawan zaman, lembaga keuangan seperti perbankan makin gencar berinvestasi di teknologi digital.

Beberapa bank besar malah sampai mendirikan anak usaha modal ventura yang khusus mendanai perusahaan startup di teknologi keuangan atau financial technology (fintech).

Di antara sekian ratus bank, Bank Mandiri Tbk tampak paling agresif masuk bisnis digital. Perusahaan itu merambah bisnis digital dengan bendera PT Mandiri Capital Indonesia. Chief Executive Officer (CEO) Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro mengungkapkan, Mandiri Capital sudah masuk ke delapan startup hingga akhir tahun 2017. Total nilai investasinya sekitar Rp 350 miliar.

Sebanyak delapan startup yang disuntik ini mayoritas bergerak di bidang payment, lending dan solusi usaha kecil dan menengah (UKM). Contohnya Amartha dan Cashlez. Tahun depan, Mandiri Capital masih mengincar sejumlah perusahaan rintisan. Perusahaan ini membidik lima hingga tujuh startup.

Eddi menambahkan, sejak awal berdiri hingga saat ini modal yang sudah diinjeksi induk ke Mandiri Capital sebesar Rp 550 miliar. Tahun depan, Bank Mandiri belum berniat menyuntik dana segar lagi ke Mandiri Capital.

Bank Central Asia Tbk (BCA) tak mau kalah. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memperkirakan, pertumbuhan industri keuangan digital akan pesat di tahun depan. Sebagai pemain besar di industri keuangan, bank tak khawatir terhadap fintech. Kendati naik, transaksi keuangan digital masih kecil.

Toh, kata Jahja, berkolaborasi dengan fintech menjadi cara bank mengimbangi arus digitalisasi. Melalui PT Central Capital Ventura (CCV), BCA sudah membiayai dua fintech yakni garasi.id dan klikacc.

Ke depan, BCA masih meninjau dan mengevaluasi kinerja fintech yang didanai CCV. Modal yang disertakan BCA senilai Rp 200 miliar juga dinilai masih cukup untuk ekspansi di tahun depan.

Direktur Perencanaan dan Operasional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Bob Tyasika Ananta mengungkapkan, BNI juga berencana membentuk modal ventura pada tahun 2018. Upaya ini sebagai salah satu strategi BNI berkolaborasi dengan fintech. Maraknya bisnis fintech membuat pembiayaan modal ventura

menanjak. Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) memperkirakan industri ini bisa tumbuh dobel digit di tahun depan. Per Oktober 2017, pembiayaan atau penyertaan modal ventura tercatat mencapai Rp 6,78 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×