Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk sedang menyiapkan skema pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) untuk sektor kelapa sawit. Pasalnya, selama ini, bisnis sawit dinilai punya potensi pasar yang menjanjikan, namun masih banyak petani sawit yang membutuhkan kredit pembiayaan untuk (penanaman ulang) replanting.
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya tengah mengajukan skema pembiayan KUR khusus untuk replanting sawit ke pemerintah. Selama ini, katanya, KUR kerap kali hanya dipakai untuk perdagangan.
"Kita tahu banyak kebun plasma yang sudah tua, kalau mereka tidak replanting kan produktifitasnya rendah. Nah, replanting itu perlu banyak investasi yang mungkin bisa dicover dengan kredit," kata Tiko, panggilan akrab Kartika, Kamis (9/3).
Ia melanjutkan, skema yang diusulkan Bank Mandiri ke pemerintah, yaitu skema grace period (masa tenggang) lima tahun diberi biaya hidup (living cost) untuk petani sawit. Menurut Tiko, KUR untuk petani sawit, tidak hanya membiayai pembelian bibit ataupun pupuk saja.
"Mereka bisa diberi grace period selama lima tahun dulu, supaya nanti pada masa replanting mereka tetap tidak harus bayar principal dulu. Yang kedua juga ada untuk biaya living cost, petani yang mau lakukan replanting kan dia harus dapat makan juga," papar Tiko.
Lanjutnya, setelah replanting dan berbuah jadi plasma, nanti KUR bisa dikonversi jadi kredit komersial alias tidak pakai KUR lagi.
Dengan skema tersebut, Bank Mandiri menghitung, setidaknya bisa memberikan pembiayaan KUR petani sawit hingga Rp 1 triliiun dari total KUR yang disalurkan Bank Mandiri pada tahun ini sebesar Rp 13 triliun.
"Mungkin bayangan saya kalau ini disetujui paling tidak Rp 1 triliun untuk replanting sawit. Harusnya bisa ya, soalnya kita targetnya 40% KUR tahun ini untuk sektor pertanian dan perikanan. Minimal seperempatnya atau sepertiganya untuk replanting sawit ini," cetus Tiko.
Tiko bilang, KUR replanting sawit sebagai hal yang baru untuk perbankan, karena selama ini perbankan Indonesia hanya memberikan pembiayaan perkebunan sawit yang eksisting. Sedangkan untuk kredit sawit eksisting yang telah digelontorkan Bank Mandiri pada tahun ini sudah hampir Rp 50 triliun. "Jadi memang 10 % dari portofolio Mandiri itu di sawit, mulai dari yang korporasi besar," ucapnya.
Selama rekam jejak Bank Mandiri memberikan kredit komersial perkebunan kelapa sawit, bisnis ini rendah akan potensi kredit macet atau non performing loan (NPL). Sehingga, Tiko yakin, KUR juga akan punya performa kredit yang baik. "Selama kredit komersial, NPL nya rendah hanya 0,07%, kalau pun ada kebun kecil yang bermasalah, nanti selalu dibeli sama orang lain. Jadi enggak pernah kemudian jadi loss atau likuidasi," pungkas Tiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News