Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mendukung rencana pemerintah dengan konsisten mendorong kontribusi Bank Mandiri terhadap pembiayaan keberlanjutan dan pembiayaan hijau.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan, Bank Mandiri secara konsisten telah mengadopsi praktik-praktik keberlanjutan (ESG) secara lebih luas, termasuk di dalam operasional perusahaan.
“Ketidakpastian ekonomi dan geopolitik saat ini telah menggeser isu keberlanjutan (sustainability) menjadi ketersediaan energi (energy affordability). Meski demikian, kami percaya bahwa isu ESG akan menjadi mainstream. Sekalipun ada guncangan, hal ini tetap menjadi penting ke depan,” ucap Darmawan.
Baca Juga: Bank Mandiri Beberkan Tantangan dalam Menyalurkan Pembiayaan ke Sektor Hijau
Per September 2023, Bank Mandiri telah menyalurkan portofolio pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp 253 triliun, atau 25% dari total kredit bank mandiri secara bank only. Lebih rinci, portofolio berkelanjutan itu terdiri dari portofolio sosial sebesar Rp 131 triliun dan portofolio hijau sebesar Rp 122 triliun.
Penyaluran portofolio hijau ini memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai market leader dengan share lebih dari 30%.
Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, untuk dapat mendorong nasabah melakukan transisi bisnis yang ramah lingkungan, Bank Mandiri juga telah menyalurkan sustainability linked loan (SLL) dan pembiayaan transisi sebesar Rp 3,2 triliun.
Lebih rinci, per September 2023, sustainability linked loan (SLL) tersebut senilai Rp 2,1 triliun untuk industri susu, semen & perkebunan. Adapun pembiayaan transisinya mencapai Rp 1,1 triliun untuk pertambangan.
Sementara dari sisi pendanaan, Bank Mandiri telah menerbitkan Sustainability Bond sebesar US$ 300 juta di tahun 2021 dengan 8,3 kali oversubscription rate, ESG Repo Transaction dengan nilai mencapai US$ 500 juta di tahun 2022. Di tahun ini, Bank Mandiri telah menerbitkan obligasi hijau (green bond) tahap 1 sebesar Rp 5 triliun.
Obligasi hijau tersebut merupakan bagian dari rencana penawaran umum berkelanjutan, atau PUB dengan target sebesar Rp 10 triliun.
Pada segmen ritel, Alexandra menerangkan, Bank Mandiri menjadi bank nasional pertama dengan kartu recycled PVC untuk kartu debit dan prabayar, serta cardless kredit card.
Baca Juga: Ada BI Fast, Transaksi Keuangan Indonesia Hemat Rp 8 Triliun
“Dan pada pembiayaan ritel kami terus mendukung pembiayaan untuk transportasi bersih serta solar panel,” ucap Alexandra.
Dalam sisi operasional berkelanjutan, Alexandra mengungkap Bank Mandiri telah memanfaatkan 126 EV sebagai kendaraan operasional, 241 smart branch full LED light, kemudian instalasi 556 solar panel dan reverse osmosis di 3 gedung, hingga restorasi dan konservasi lahan dengan penanaman 20 hektar hutan mangrove sejak 2022.
Sementara itu, di luar perbankan, Bank Mandiri telah melakukan aksi inklusi keuangan melalui agen mandiri, penyaluran KUR kepada petani dan pelayanan, pinjaman untuk ibu rumah tangga. Serta, melakukan berbagai pelatihan untuk wirausaha, petani, hingga pekerja migran.
Alexandra mengungkap, Bank Mandiri ke depannya menargetkan untuk dapat menjadi katalisator dalam memberikan pengaruh sosial untuk meraih pembangunan berkelanjutan (SDG).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News