Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Ancaman kekeringan likuiditas valuta asing (valas) masih menghantui perbankan di 2015. Meski begitu, Bank Mandiri tak segan memproyeksikan pertumbuhan kredit valas tahun ini di kisaran 15%–17%.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Pahala Nugraha Mansyuri. Batas maksimal pertumbuhan kredit valas sebesar 17%, dimaksudkan Pahala demi menjaga rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) Bank Mandiri di level 75%–80%.
Di sisi lain, Pahala memprediksi pertumbuhan dana pihak ketiga valas Bank Mandiri tahun 2015 berada di kisaran 15%–17%. "Kalau ternyata dana DPK valas kami tumbuh di atas 15%–17%, maka kredit valas akan disesuaikan," tutur Pahala, Jumat (2/1).
Manajemen Bank Mandiri beberapa waktu lalu menyatakan, likuiditas valas akan sangat ketat di tahun 2015. Beberapa penyebabnya antara lain rencana bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) yang menaikkan suku bunga. Keputusan ini berpeluang memicu perburuan dollar AS.
Memang, penarikan dana panas keluar dari Indonesia diprediksi tidak akan berlangsung lama. Kecuali jika The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga secara bertahap sepanjang tahun 2015. Hal ini yang kemudian akan memicu likuiditas valas kian ketat sepanjang tahun ini.
Bank Mandiri juga menyebutkan memiliki cadangan likuiditas valas di atas US$ 1 miliar. Untuk menjaga likuiditas, bank ini hanya akan memberikan pinjaman kepada nasabah yang berpendapatan valas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News