Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank dengan aset terbesar di Tanah Air telah merilis kinerjanya di tiga bulan pertama tahun ini. Sebagian besar bank mencatat pertumbuhan aset meskipun masih dihadapkan dengan tantangan pandemi Covid-19.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tetap berdiri sebagai bank dengan aset terbesar sejak mergernya bank syariah BUMN menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) pada Februari 2021.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masih harus rela mengantri di urutan kedua meskipun asetnya sudah meningkat signifikan pasca pembentukan holding ultra mikro pada September 2021.
Per Maret 2022, aset Bank Mandiri mencapai Rp 1.734,1 triliun atau tumbuh 9,47% secara year on year (YoY). Aset BRI mencapai Rp 1.650,2 triliun, naik 9% dari aset pada periode yang sama tahun sebelumnya (restated setelah masuknya PNM dan Pegadaian) atau tumbuh 17% dari laporan tanpa restated.
Baca Juga: Intip 5 Bank Swasta yang Cetak Laba Terbesar pada Kuartal I 2022
Aset Bank Mandiri tercatat lebih tinggi sekitar Rp 83,7 triliun dari BRI. Untuk bisa merebutkan kembali kedudukannya sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia, BRI masih butuh kerja yang sangat keras jika hanya mengandalkan pertumbuhan organik.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga tetap berada di posisi ketiga. Namun, bank ini jadi salah satu bank yang mencatat pertumbuhan aset terbaik di jajaran bank besar, bersama PT Bank Permata Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Aset BCA pada kuartal I 2022 tumbuh 15,5% secara yoy jadi Rp 1.259,4 triliun. Bank Pertama menorehkan kenaikan 18,4% YoY ke Rp 240,8 triliun dan CIMB Niaga tumbuh 12,8% YoY jadi Rp 307,4 triliun.
Di urutan keempat ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang mencatatkan kenaikan aset 8,1% jadi Rp 931,9 triliun. Lalu diikuti PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sebesar Rp 367,5 miliar, tetapi ini tercatat turun 2,1% dari kuartal I 2021.
Pertumbuhan aset perbankan di kuartal I tahun ini sejalan dengan peningkatan kredit yang semakin membaik dan juga Dana Pihak Ketiga (DPK). Bank Mandiri misalnya mencatatkan kredit tumbuh 8,93% dan DPK naik 7,42%. Pertumbuhan kredit disertai dengan perbaikan kualitas aset dimana Non Performing Loan (NPL) bank ini turun ke 2,66% dari 3,15% pada Maret 2021.
Baca Juga: BCA (BBCA) Tercatat Jadi Bank Paling Efisien Tahun 2021
Tahun ini, Bank Mandiri menargetkan kredit tumbuh di atas 8%. Sigit Prastowo Direktur Keuangan Bank Mandiri mengatakan, pihaknya memperkirakan tren permintaan kredit akan terus meningkat.
"Pada kuartal II, kami perkirakan kredit kami akan tumbuh lebih tinggi dari industri. Pertumbuhan akan merata di semua segmen dimana komersial, SME dan mikro akan tumbuh lebih tinggi dari yang lain," kata Sigit baru-baru ini.
Sementara sektor yang diperkirakan Sigit akan menyumbang pertumbuhan kredit adalah jasa konstruksi, telekomunikasi, serta industri makanan dan minuman.
BRI masih optimistis mencapai target pertumbuhan kredit 9%-11% sampai akhir tahun meskipun tekanan ekonomi masih berat yang bersumber dari global seperti kenaikan suku bunga The Fed, perang, dan inflasi.
Sunarso Direktur Utama BRI mengatakan, pencapaian target akan didukung oleh kondisi likuiditas perseroan yang masih sangat memadai dimana Loan to Deposit Ratio (LDR) ada di level 86,9% dan permodalan yang kuat yang ditandai dengan Capital to Adequacy Ratio (CAR) 24,6% Per Maret 2022.
Baca Juga: Bank Mandiri dan BRI Jadi Penguasa Aset Perbankan
Pertumbuhan aset BRI di tiga bulan pertama tahun ini didukung oleh kenaikan kredit dan DPK masing-masing 7,4%.
Adapun pertumbuhan aset BCA sejalan dengan DPK yang masih meningkat pesat yakni 17,5% YoY dan kredit yang naik 8,6% YoY. Hingga akhir tahun, BCA menargetkan kredit tumbuh 6%-8%.
Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiatmadja melihat, tren kredit ke depan akan semakin meningkat sejalan dengan vaksinasi yang semakin merata, sektor perkebunan dan pertambangan yang masih cukup bagus, serta kebijakan pemerintah yang sudah membuka karantina yang akan mendorong industri pariwisata.
Baca Juga: Reksa Dana Saham Eastspring Indonesia Tersedia di OVO Invest, Kolaborasi OVO-Bareksa
BNI juga optimis pertumbuhan kredit di kuartal II akan lebih kuat dari triwulan pertama yang baru tumbuh 5,8% karena didukung oleh momentum Lebaran.
Oleh karena itu, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, perseroan masih mempertahankan target kredit tumbuh di kisaran 7%-10% tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News