kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bank Mandiri: kenaikan GWM juga bisa meredam inflasi


Rabu, 02 Februari 2011 / 17:05 WIB
Bank Mandiri: kenaikan GWM juga bisa meredam inflasi
ILUSTRASI. Peluncuran poster film Bumi Manusia


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Jikalau bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) bergerak, sudah jadi hal yang lumrah kalau bank menyesuaikan kembali suku bunga deposito dan bunga kreditnya.

Namun, bank belum bisa meramal, apakah bank sentral akan menaikkan BI rate atau tidak. Pasar menangkap, BI tidak akan menaikkan suku bunga acuan meskipun banyak yang mengharapkan adanya kenaikan ini. "Kita sendiri belum tahu bagaimana kondisi inflasi inti dan suplai uangnya bagaimana," ujar Sentot A. Sentausa, Direktur Manajemen Resiko PT Bank Mandiri, hari ini (2/2).

Yang pasti, Sentot bilang, jika BI rate naik, maka bunga deposito pun harus disesuaikan dengan inflasi yang ada. Ini nantinya akan berpengaruh juga ke tingkat bunga kredit. "Di satu sisi kami menginginkan tingkat bunga kredit tidak naik dulu. Kalau pun BI rate naik, kami akan buat antisipasi karena akan berpegaruh kepada biaya dana atau cost of fund," tambahnya.

Menurutnya, yang terpenting adalah elastilitas antara bunga pendanaan dan bunga kredit. Jika tingkat suku bunga tetap, tidak ada perubahan signifikan pada permintaan kredit karena akan tetap tumbuh.

Selain itu, ia menambahkan ada alternatif lain dari menaikkan suku bunga yakni dengan mengetatkan suplai uang. Salah satu caranya adalah menaikkan giro wajib minimum (GWM) perbankan. "Dengan menaikkan GMW juga menjaga keseimbangan money supply," kata dia.

Informasi saja, Kepala BPS Rusman Heriawan menilai, angka inflasi Januari 2011 ini cukup tinggi, sebesar 0,89%. Angka ini lebih tinggi daripada Januari 2010 yang sebesar 0,82%. Dia menuding, penyebabnya adalah harga pangan.

BPS mencatat, inflasi tertinggi terjadi di Padang yang mencapai 3,7% dan yang terendah di Manokwari sebesar 0,07%. Sementara sebanyak 62 kota mengalami inflasi dan empat kota mengalami deflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×