Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tidak memasang target agresif bagi pertumbuhan anak usaha barunya, PT Mandiri AXA General Insurance.
"Dua atau tiga tahun lagi baru akan break even dan make money," ujar Executive Vice President Head of Change Management Office Bank Mandiri Haryanto T Budiman, usai peluncuran PT Mandiri AXA General Insurance, Kamis (27/10).
Kendati demikian, Haryanto menilai return on equity (ROE) dari perusahaan asuransi umum pada saat mencapai laba bisa mencapai 25%-35%. Bank Mandiri menilai prospek anak usahanya yang keenam ini bagus karena banyak nasabah Bank Mandiri bergerak di multifinace dan bisa melakukan cross-selling. Anak perusahaan baru ini bakal menyasar pasar asuransi kerugian di Indonesia.
Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini menambahkan, pasar asuransi umum di Indonesia sangat potensial. Tingkat penetrasi yang dilihat dari rasio premi bruto terhadap nominal GDP baru mencapai 0,4% dibandingkan negara ASEAN lainnya yang sudah di kisaran 1,6%. Pada 2009, jumlah premi bruto asuransi umum di Indonesia sebesar Rp 23 triliun. Jumlah ini diproyeksikan bisa tumbuh 22% per tahun hingga mencapai Rp 63 triliun pada 2014.
PT Mandiri AXA General Insurance bermula dari PT Asuransi Dharma Bangsa yang telah diambil alih Bank Mandiri dan AXA General Insurance pada 11 Oktober 2011. Di perusahaan baru tersebut Bank Mandiri menguasai 60% saham sementara sisanya dipegang AXA.
Dengan lahirnya PT AXA General Insurance, maka diharapkan kontribusi laba bersih anak-anak usaha Bank Mandiri tahun depan bisa meningkat di atas 10% terhadap total laba perseroan. Merujuk kinerja semester pertama 2011, total laba enam anak usaha Bank Mandiri mencapai Rp 686 miliar dari total laba bersih perseroan sebesar Rp 6,3 triliun.
Lima anak perusahaan tersebut adalah Mandiri Tunas Finance, Bank Syariah Mandiri, Bank Sinar Harapan Bali, AXA-Mandiri Financial Services (asuransi jiwa), dan Mandiri Sekuritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News