kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Bank Mandiri mengaku belum tentukan strategi untuk akuisisi LinkAja


Senin, 29 April 2019 / 19:42 WIB
Bank Mandiri mengaku belum tentukan strategi untuk akuisisi LinkAja


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) belum menentukan strategi untuk menjadi pemegang saham PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), pengelola platform pembayaran digital LinkAja.

“Kita belum desain bagaimana nanti penyertaan modalnya, apakah melalui PT Mandiri Sekuritas, atau melalui PT Mandiri Capital Indonesia. Nanti dilihat saja mana yang paling make sense,” kata Direktur Manajemen Resiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin usai paparan kinerja kuartal 1/2019 di Jakarta, Senin (29/4).

Sebelumnya sumber Kontan.co.id menyebut bahwa Mandiri Capital, perusahaan modal ventura yang merupakan entitas anak Bank Mandiri jadi opsi yang paling besar untuk masuk ke Finarya.

Sementara dalam kesempatan serupa Direktur Teknkologi Informasi dan Operasi Bank Mandiri Rico Usthavia Frans menyatakan saat ini perseroan tengah berproses untuk memindahkan pengguna dompet elektornik (e-wallet) dan uang elektronik berbasis server ke sistem LinkAja.

“Saat ini sedans proses Migrasi user e-cash Mandiri sebanyak 5 juta akun ke LinkAja. Targetnya kalau sudah rampung, LinkAja sudah akan memiliki 40 juta pengguna,” kata Rico.

Langkah Mandiri sejatinya tak berbeda dengan bank pelat merah lainnya yang justru telah menyiapkan modal untuk masuk ke Finarya. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100) misalnya akan menyuntik perusahaan modal ventura entitas anaknya, yaitu PT BRI Ventura Investama senilai Rp 1 triliun tahun ini.

Direktur Utama BRI Suprajarto bilang, kelak BRI Ventura yang akan melakukan penyertaan modal ke Finarya. Meski demikian ia menegaskan nilai yang akan disuntuikan BRI Ventura kelak tak akan sebesar itu.

“Tahun ini ada penyertaan kepada BRI Ventura, nilainya kurang lebih Rp 1 triliun. Namun untuk penyertaan (ke Finarya) tidak sampai sebesar itu,” lanjut Suprajarto.

Sementara dua anggota Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) lainnya yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) dam PT Bank Tabungan NEgara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100) baru akan mengakuisisi perusahaan modal ventura untuk masuk Finarya tahun ini.

BNI misalnya sudah menyiapkan dana Rp 250 miliar untuk mengakuisisi perusahaan modal ventura, sementara rencana serupa kini juga sedang digodok oleh BTN.

Saat ini kepemilikan saham Finarya sendiri masih dipegang oleh PT Telkomsel, namun kelak berbagai stakeholder LinkAja juga akan melakukan penyertaan modal. Komposisinya: BRI, Mandiri, dan BNI akan mengempit masing-masing 20% saham, kemudian BTN, dan PT Pertamina masing masing 7%, serta PT Asuransi Jiwasraya 1%. Sisanya masih akan dikempit Telkomsel sebesar 25%.

Sebelumnya kepada Kontan.co.id, Direktur Utama Mandiri Kartika Wirjoatmodjo bilang, para pemegang saham menyetor modal total Rp 1,5 triliun. Dengan asumsi tersebut maka BRI, Bank Mandiri, dan BNI akan menyetor masing-masing Rp 300 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×