kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank Mandiri: Tahun 2020 akan ada perang besar pemain QR domestik dan luar negeri


Jumat, 16 November 2018 / 19:00 WIB
Bank Mandiri: Tahun 2020 akan ada perang besar pemain QR domestik dan luar negeri
ILUSTRASI. Ketua Perbanas Kartika Wirjoatmodjo (kanan)


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua tahun lagi atau pada 2020 diproyeksi akan ada perang besar antara pemain QR code domestik dan luar. Hal ini seiring dengan masuknya aplikasi pembayaran dari China yaitu WeChat dan Alipay ke Indonesia.

Kartika Wirjoatmodjo, Presiden Direktur Bank Mandiri mengatakan, ke depan akan ada perubahan transaksi di merchant dari menggunakan mesin electronic data capture (EDC) digantikan dengan mesin dan kode QR.

“Akan ada perubahan dari EDC based menjadi QR based,” kata Tiko ketika memberikan Outlook Ekonomi 2019 Ikatan Alumni Universitas Indonesia, Jumat (16/11)

Tiko menjelaskan perang teknologi QR code pada 2020 ini akan terjadi antara pemain domesik seperti QR Himbara, bank swasta, Go-pay dan Ovo melawan aplikasi QR dari luar negeri seperti WeChat dan Alipay.

Hal ini terjadi jika pemain global seperti WeChat dan Alipay nantinya mendapatkan izin dari Bank Indonesia (BI) dan pemerintah untuk bertransaksi secara legal di Indonesia.

Pada 2020 nanti Tiko menggambarkan di banyak toko akan banyak stiker atau banner QR code seperti Go-pay dan Wechat. Perang ini menurut Tiko belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam perang ini, bank dan fintech akan memperebutkan nasabah milennial. Selain itu dalam perang ini juga akan diperebutkan data untuk fungsi analitik. Pemenang dalam perang ini akan mendapatkan keuntungan yaitu investasi, tabungan dan kredit yang bisa diberikan ke generasi milennial.

Bank besar dan pemain sistem pembayaran dalam negeri diharapkan bisa bersiap menghadapi kemungkinan besar ini. Bank Mandiri menurut Tiko berusaha keras untuk meningkatkan kapabilitas terutama dalam hal digital banking agar bisa bersaing.

Dalam perang ini, fintech seperti Go pay dan Alipay menurut Tiko akan diuntungkan dengan inovasi dan pengembangan teknologi yang lebih leluasa dibandingkan bank.

Untuk mengantisipasi perang ini, Bank Mandiri akan bekerjasama dengan bank BUMN lain untuk membentuk QR code Himbara. Nantinya standar dari QR code ini akan diseuaikan dengan standar yang nantinya akan dibentuk asosiasi sistem pembayaran (ASPI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×