kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Mega Syariah Optimistis Pembiayaan Pemilikan Rumah Tumbuh 50% pada 2024


Rabu, 08 Mei 2024 / 11:48 WIB
Bank Mega Syariah Optimistis Pembiayaan Pemilikan Rumah Tumbuh 50% pada 2024
Pelayanan pengunjung stan Bank Mega Syariah yang menawarkan produk kredit pemilikan rumah (KPR), saat pameran Hunian Bersubsidi 2008 di Jakarta (13/4). KONTAN/Daniel Prabowo/13/04/2008


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan atau BI Rate ke level 6,25% pada April 2024 bakal berdampak pada kenaikan suku bunga pinjaman, termasuk kredit yang menerapkan suku bunga floating seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Meskipun demikian, PT Bank Mega Syariah tetap optimistis permintaan KPR atau pembiayaan pemilikan rumah (PPR) tetap positif dengan pertumbuhan sebesar 50% pada tahun ini. Pasalnya, produk pembiayaan rumah dari Bank Mega Syariah menawarkan angsuran tetap yang tidak terpengaruh fluktuasi suku bunga BI.

Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah, Raksa Jatnika Budi mengatakan, produk PPR dari Bank Mega Syariah yang bernama Flexi Home memiliki akad sesuai prinsip syariah dengan angsuran tetap dari awal pembiayaan hingga lunas.

Baca Juga: KPR Bank Syariah Semakin Merekah

Hal ini memberikan kepastian kepada nasabah mengenai besaran angsuran yang harus dibayarkan.

Selain itu, KPR/PPR juga masih diminati seiring dengan tingginya tingkat kesenjangan antara kebutuhan rumah dengan ketersediaan rumah yang telah dibangun (backlog) atas kepemilikan rumah di Indonesia. 

"Tren kenaikan suku bunga memang dirasakan cukup berdampak kepada minat masyarakat dalam pembiayaan properti, namun potensi PPR masih sangat tinggi, hal ini dibuktikan dengan data backlog perumahan dan peta makro ekonomi untuk industri properti,” ungkap Raksa dalam siaran pers, Selasa (7/5).

Raksa menjelaskan, berdasarkan data BI penyaluran KPR perbankan pada Maret 2024 mencapai Rp 740,4 triliun atau tumbuh 14,2% secara tahunan.

Baca Juga: Bank Mega Syariah Catatkan Penyaluran Pembiayaan Konsumer Rp 330 Miliar pada 2023

Melihat tren industri yang masih positif, Bank Mega Syariah menargetkan pun pertumbuhan PPR di 2024 dapat mencapai 50% secara tahunan. Sementara untuk pembiayaan konsumer tumbuh sekitar Rp 400 miliar atau mencapai 40% dari posisi 2023.

Di tengah suku bunga yang sedang tinggi, Raksa mengingatkan agar masyarakat lebih selektif dalam memilih produk pembiayaan rumah. Salah satu yang harus diperhatikan adalah bunga angsuran atau margin yang ditawarkan.

"Masyarakat bisa memilih produk pembiayaan rumah dari bank syariah yang mempunyai angsuran tetap dan margin yang bersaing.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×