Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank Mega Syariah menyusun ulang strategi ekspansi demi mendorong pertumbuhan bisnisnya. Ke depan, bank ini akan lebih banyak menyasar segmen konsumen dan ritel. .
Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo menyebut segmen ritel dan konsumen dapat menjadi fondasi yang sangat kuat bagi perusahaan. “Kami ini akan lebih akselerasi, bisnis akan lebih luas kalau kami fokus ke ritek atau konsumer.” ujar Yuwono saat ditemui KONTAN di kantornya, Jumat (19/4).
Untuk mendorong bisnis di segmen ini, Bank Mega Syariah mengembangkan sejumlah produk ritel dan konsumer. Misalnya, bank ini membuat aplikasi digital yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi perbankan melalui gawai, serta memenuhi kebutuhan produk syariah nasabah. Bank Mega Syariah juga mendorong produk Tabungan Haji
Bank Mega Syariah juga tengah mengembangkan layanan wealth management dan priority banking. "Layanan ini akan kami luncurkan secara resmi Mei atau Juni tahun ini," beber Yuwono.
Baca Juga: Bank Mega Syariah Jajal Segmen Ritel untuk Genjot DPK
Kendati begitu, Bank Mega Syariah sudah mulai menawarkan layanan ini. Hasilnya, menurut Yuwono, sejauh ini positif. Layanan ini antara lain sukses mendongkrak dana pihak ketiga (DPK). "Kenaikannya di atas 10%," tutur dia tanpa menyebut detailnya.
Berkolaborasi
Yuwono tidak menampik bahwa pemilihan segmen konsumen maupun ritel di Bank Mega Syariah bersinggungan langsung dengan target Bank Mega yang menyasar sektor serupa. Potensi di segmen ini juga besar karena Bank Mega Syariah dapat memanfaatkan potensi yang ada di Grup CT Corp, induk bank syariah ini.
Strategi ini juga memungkinkan Bank Mega Syariah berkolaborasi dengan Bank Mega. “Kami bisa bersinergi, kami bisa menggarap nasabah-nasabah bank yang membutuhkan produk-produk syariah. Jadi kolaborasinya bisa lebih kuat.” papar Yuwono.
Yuwono positif bahwa segmen ritel yang dijurus oleh Bank Mega Syariah itu punya potensi ketahanan yang bagus dengan beberapa alasan pendukung. Pertama, tren industri halal di dalam negeri semakin meningkat. Kedua, tendensi masyarakat mulai beralih ke iklim syariah juga semakin besar.
Baca Juga: Genjot DPK, Bank Mega Syariah Dorong Tabungan Haji
Yuwono tidak menampik saat ini kompetisi di perbankan syariah sudah cukup ketat. Kendati begitu, potensi pasar masih tetap luas. “Kalau saya lihat, secara market pertumbuhan syariah masih di 7%. Itu menunjukkan bank syariah yang sekarang ada belum dapat mencakup market share yang ada,” terang dia.
Toh, strategi bank ini nyatanya cukup jitu. Yuwono menyebut, per Maret 2024, pembiayaan hingga DPK tumbuh positif. “Di Maret ini korporasi tumbuh, konsumer tumbuh dan business banking juga tumbuh,” papar Yuwono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News