Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mega Tbk optimis kinerja tahun ini moncer meski masih dibayangi pandemi. Sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) di tahun 2021 Bank Mega menargetkan laba bersih mencapai Rp 3,5 triliun atau meningkat 16% dibandingkan tahun 2020.
Selain itu, pertumbuhan kredit diproyeksi naik 10% atau menjadi Rp 53,1 triliun. Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan naik 8% atau menjadi Rp 85,5 triliun. Sedangkan aset ditargetkan mencapai Rp. 118,7 Triliun pada akhir tahun 2021 atau meningkat 6% dibandingkan tahun 2020.
“Untuk mencapai tujuan tersebut di atas maka langkah-langkah strategis yang akan ditempuh antara lain sinergi dengan perusahaan-perusahaan dalam CT Corpora untuk meningkatkan volume usaha dan menciptakan peluang usaha baru,” papar Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib dalam keterangan tertulis pada Jumat (7/5).
Baca Juga: BRI Insurance sebut asuransi mikro punya peran penting bagi UMKM
Bank Mega juga akan memanfaatkan ekosistem dan sinergi tepat guna dalam menciptakan produk dan layanan baru yang memberikan keuntungan bagi nasabah dan Bank. Selain itu, Bank Mega akan mentransformasi teknologi informasi untuk mendukung perkembangan bisnis retail dan perbankan digital, mitigasi risiko operasional serta efisiensi biaya operasional.
Asal tahu saja, Bank Mega mencatatkan laba bersih senilai Rp 747 miliar pada kuartal pertama 2021. Nilai tumbuh 11,6% year on year (YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 669 miliar.
Kostaman menjelaskan bahwa pertumbuhan laba tersebut diperoleh dari pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) yang naik sebesar 17,8% YoY menjadi Rp 1,2 triliun dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 989 miliar.
“Selain pendapatan bunga bersih, pendapatan laba Bank Mega juga disebabkan oleh keberhasilan Bank Mega dalam menurunkan biaya operasional sebesar 22,6% (YoY) menjadi Rp 686 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 887 miliar,” terang Kostaman.
Hingga Maret 2021, Total Aset Bank tercatat sedikit turun sebesar -0,5% year to date (YTD) menjadi Rp 111,6 triliun dari posisi akhir tahun 2020 sebesar Rp 112,2 triliun. Adapun penghimpunan dana pihak ketiga, Bank Mega mencatatkan pertumbuhan sedikit turun sebesar -0,9% YTD menjadi Rp 78,5 triliun dari posisi akhir tahun 2020 sebesar Rp 79,2 triliun.
Baca Juga: Laba Bank Mega (MEGA) tumbuh 11,6% pada kuartal I 2021
Namun secara komposisi, rasio CASA Bank Mega pada Maret 2021 membaik menjadi 31% dibandingkan pada akhir tahun 2020 sebesar 28%. Membaiknya rasio CASA ini ditopang oleh Giro yang tumbuh sebesar 25,6% YTD menjadi Rp 10,7 triliun pada Maret 2021 dari posisi akhir tahun 2020 sebesar Rp 8,5 triliun.
Pada sisi penyaluran kredit, meski kondisi perekonomian masih terdampak pandemi Covid-19 namun Bank Mega masih mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,6% YTD menjadi Rp 49,3 triliun dari posisi akhir tahun 2020 sebesar Rp 48,5 triliun. Hal ini terutama ditopang oleh kredit korporasi yang tumbuh positif sebesar 3,7% YTD menjadi Rp 27,2 triliun pada Maret 2021.
Keberhasilan inovasi digital dan otomasi yang telah dilakukan, mengakibatkan semakin membaiknya rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dimana tercatat menjadi 62,17% pada Maret 2021 atau membaik dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 69,71%.
Bank Mega juga berhasil mencatatkan perbaikan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) menjadi 26,60% dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 24,70%. NPL juga terjaga pada posisi yang semakin membaik, dimana NPL gross pada Maret 2021 tercatat menjadi 1,30% dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,55%.
Selanjutnya: Sasar nasabah milenial, BSI luncurkan Griya Simuda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News