kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Milik Fintech Pastikan Permodalan Cukup Untuk Dorong Laju Kredit pada 2024


Minggu, 09 Juni 2024 / 18:06 WIB
Bank Milik Fintech Pastikan Permodalan Cukup Untuk Dorong Laju Kredit pada 2024
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank Neo Commerce (BNC) di Jakarta, Kamis (4/1/2024). Bank Milik Fintech Pastikan Permodalan Memadai untuk Dorong Laju Kredit di 2024.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sejumlah bank yang sahamnya dimiliki perusahaan financial technology (fintech) mulai menunjukkan perbaikan pada Kuartal I-2024.

Alhasil para bankir menargetkan pertumbuhan kinerja agresif hingga akhir tahun 2024 ini.

Untuk mendorong kinerja tersebut, bank-bank ini tentu memerlukan kecukupan permodalan atau sumber dana yang memadai dalam menggenjot pertumbuhan kreditnya.

Ambil contoh PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC), bank yang dimiliki PT Akulaku Silvrr Indonesia ini berhasil membukukan laba bersih dari sebelumnya masih menderita kerugian pada 2023 lalu. 

Baca Juga: Judi Online Marak, Pengamat Sebut Ada Kaitannya dengan Fintech Lending

Bank berkode saham BBYB ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp 14,23 miliar pada kuartal I-2024 dari sebelumnya rugi Rp 68,40 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi intermediasi, BNC telah menyalurkan sebesar Rp 9,40 triliun pada Kuartal I-2024, turun 13,87% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,91 triliun.

Untuk mendorong ekspansi kredit BNC lebih agresif tahun ini yang ditargetkan dapat tumbuh di kisaran 20% sampai 25%, BNC bakal menambah modalnya melalui right issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 5 miliar saham baru.

Perolehan modal dari rencana aksi rights issue ini ditaksir sebanyak Rp 600 miliar sampai Rp 800 miliar, bahkan bisa menyentuh angka Rp 1 triliun. Direktur Bisnis BNC Aditya Windarwo menyebut pihaknya masih menghitung harga right issue. 

Baca Juga: Amar Bank akan Bagikan Dividen Rp 55 Miliar, Simak Jadwalnya

"Rata-rata harga tertimbang dari histori 6 bulan atau 3 bulan, baru nanti bisa tentukan harganya seperti apa, tapi kalau melihat harga saham sekarang bisa dikisaran Rp 600 miliar-Rp 800 miliar. Kalau harga naik bisa kemungkinan Rp 1 triliunan," kata Aditya.

Aditya mengatakan, perolehan dana right issue nantinya akan dialokasikan untuk modal ekspansi kredit sebanyak 40%, sisanya untuk kegiatan operasional sebesar 45%, dan pengembangan teknologi informasi.

Dari sisi penyaluran kredit, BNC mulai fokus menyasar segmen kredit komersial dan korporasi.




TERBARU

[X]
×