kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Bank MNC dan Bank Nobu Sudah Penuhi Ketentuan Modal, OJK: Merger Harus Tetap Jalan


Senin, 10 Juli 2023 / 20:35 WIB
Bank MNC dan Bank Nobu Sudah Penuhi Ketentuan Modal, OJK: Merger Harus Tetap Jalan
ILUSTRASI. Merger antara PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) dan PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) dirumorkan terancam batal.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merger antara  PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) dan PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) dirumorkan terancam batal.

Potensi gagalnya merger antar kedua bank salah satunya, karena kedua bank sudah memenuhi modal inti Rp 3 triliun yang diwajibkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang membuat upaya merger menjadi tak segenting sebelumnya. Selain itu, dirumorkan negosiasi mengenai siapa yang akan menjadi pengendali bank pasca-merger menemui jalan buntu.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyatakan, meskipun kewajiban pemenuhan modal inti minimal Rp 3 triliun kedua bank telah terpenuhi, merger tetap harus berjalan sesuai komitmen kedua bank/pemegang saham pengendali terakhir (PSPT).

Baca Juga: OJK Utak-Atik Klasifikasi Modal Asuransi, Merger dan Akuisisi Bakal Terjadi?

"Tidak ada statement OJK terkait pengunduran timeline merger bank MNC dan bank Nobu. Kalau ada keterlambatan proses secara teknis saya kira bisa saja terjadi. Tapi pada saat ini, sesuai timeline, kedua bank telah menunjuk dan menetapkan konsultan penilai," ujar Dian kepada Kontan.co.id, Senin (10/7).

Sebelumnya OJK menyatakan, merger antara Bank Nobu dan Bank MNC akan rampung pada Agustus 2023 mendatang.

Untuk diketahui, kedua bank memang telah memenuhi modal inti minimum. Pada April, Bank MNC mengumumkan telah memenuhi modal inti mencapai Rp 3,3 triliun. Sementara bank NOBU tercatat telah memenuhi modal inti Rp 3 triliun.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin mengatakan, dengan sudah terpenuhinya proses pemenuhan modal inti pada kedua bank, bisa jadi hal itu menjadi pertimbangan batalnya merger antar kedua bank.

Menurutnya, jika kedua bank membatalkan merger,  keduanya harus merevisi rancangan bisnis bank (RBB) karena pasti proses due diligence sudah dijalankan.

"Investasi untuk melakukan penggabungan juga pasti ada ya, kajian-kajian ini juga sudah pasti mengeluarkan biaya. Terkait biaya-biaya yang sudah keluar itu mungkin menjadi tidak seberapa bagi mereka manakala sudah berkomitmen untuk membatalkan proses mergernya," ungkap Amin.

Walau demikian, kata Amin kajian-kajian itu sudah menimbulkan dampak ke berbagai sisi tidak hanya sisi biaya, tapi sudah pasti melibatkan skenario manakala bank ini jadi merger. 

Maka akan ada perubahan yang cukup signifikan seperti core bisnis bank yang harus menyatu, SOP, visi-misi, tata kelola, termasuk budaya kerja harus bersatu atau mempunyai nilai/hal khusus, ketiga yakni SDM.

Baca Juga: Rancangan Aturan Spin Off UUS Tak Kunjung Usai, Perbankan Tunggu Kepastian

"Semuanya mungkin sudah bergulir, dan ini akan menjadi dampak yang harus dipertimbangkan kedua bank bila merger ini batal," ujar Amin.

Sementara kata Amin, bila merger ini tercapai, akan sangat bagus. Karena dua konglomerasi yang memiliki model bisnis yang sedikit berbeda, satu  utamanya di media meskipun bermain di sektor-sektor yang lain, yang satunya utamanya di sektor ril.

"Yang satu berupaya untuk meningkatkan porsi bisnis melalui digitalisasi, sementara yang satunya sedang berupaya untuk mempertahankan UMKM dan sisi komersial. Kalau digabung akan bagus karena kalau kita ngomong tentang digital, harus punya ekosistem yang kuat dan mereka ini punya ekosistem yang cukup bagus di core bisnis masing-masing secara konglomerasi," imbuh Amin.

Apabila merger kedua bank tercapai, maka struktur pemegang saham kedua bank akan berubah. Berdasarkan laporan terakhir dari masing-masing bank, aset hasil merger kedua bank akan mencapai Rp 39,28 triliun. Sebanyak 57,1% merupakan kontribusi dari Bank Nobu, sementara sisanya sekitar 42,9% merupakan kontribusi dari Bank MNC.

Asal tahu saja, saat ini Bank Nobu dikendalikan James Riady melalui PT Putera Mulia Indonesia dengan porsi kepemilikan sebesar 21,92%.

Sementara, Bank MNC dikendalikan Harry Tanoe melalui PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP) dengan porsi kepemilikan sebesar 52,37%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×