Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sepanjang paruh pertama, PT Bank MNC Internasional Tbk terus menggenjot ekspansi pada sektor consumer dan ritel dengan target pertumbuhan total kredit 13% sepanjang tahun ini.
Presiden Direktur Bank MNC Benny Purnomo menjelaskan struktur permodalan perseroan yang semakin kuat akan mendukung ekspansi kredit di masa depan. Adapun, akhir tahun ini, modal inti Bank MNC ditargetkan naik menjadi Rp 2 triliun.
"Bank MNC menargetkan penyaluran kredit tumbuh sekitar 13% year-on-year dengan fokus pada segmen consumer dan ritel. Sedangkan, penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh sekitar 10% yang ditekankan pada peningkatan dana murah," ujar Benny dalam rilis yang diterima KONTAN, Jumat (4/8).
Emiten berkode saham BABP tersebut telah mendapatkan restu pemegang saham untuk menggelar rights issue senilai Rp 500 miliar. Penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan demi meningkatkan aset produktif melalui penyaluran kredit, penempatan dana, dan pembelian surat berharga.
Selain memperkuat struktur permodalan, sambungnya, Bank MNC juga memiliki rencana strategis pada paruh kedua tahun ini untuk menggenjot kinerja perseroan. Kebijakan strategis jangka panjang yang mulai diterapkan mulai tahun ini diproyeksikan dapat meningkatkan kinerja bank.
Strategi Bank MNC antara lain peningkatan penyaluran pinjaman pada segmen consumer, ritel, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta secara selektif dan prudent tetap mengembangkan segmen korporasi dan komersial.
Dari total kredit saat ini, porsi kredit consumer mencapai 55% dan wholesale serta UMKM mencapai 45%.
Kemudian, penghimpunan dana yang difokuskan pada dana murah atau current account savings account (CASA) dengan memperhatikan tingkat likuditas yang sehat. Bank MNC menargetkan CASA dapat mencapai 18% dan deposito 82% dari posisi saat ini 17% berbanding 83%.
Bank MNC berhasil menghimpun DPK hingga Juni 2017 senilai Rp 9,4 triliun. Manajemen menjaga pertumbuhan DPK sebagai langkah konsolidasi agar rasio kredit terhadap pendanaan atau loan to deposit ratio (LDR) menguat.
"LDR bank kami jaga di level 84%-85%, tahun lalu 77%. Kami sengaja mengerem sedikit pertumbuhan dananya supaya LDR bisa lebih baik," tuturnya.
Penyaluran fungsi intermediasi Bank MNC pada semester I/2017 mencapai Rp 7,6 triliun. Saat ini Perseroan sedang melakukan restrukturisasi kredit bermasalah lantaran Bank MNC sudah semakin kuat saat ini.
Menurut Benny, restrukturisasi penyaluran kredit dilakukan demi kinerja perseroan dalam jangka panjang agar lebih lincah. Bank MNC mengalokasikan biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sampai dengan akhir Juni 2017 sebesar Rp 87 miliar.
Strategi cost of fund dari DPK yang lebih murah, dan penyaluran fungsi intermediasi yang berkualitas, membuat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) melonjak 20% menjadi Rp 202,5 miliar dari Rp169,1 miliar. Bank MNC mengantongi pendapatan bunga senilai Rp 582,9 miliar, naik dari semester I/2016 sejumlah Rp 568,8 miliar.
Sementara itu, segmen consumer dan ritel yang digenjot oleh Bank MNC terutama pada kredit pemilikan rumah (KPR) dan kartu kredit. Hingga Juni 2017, Bank MNC telah menyalurkan KPR sebesar Rp 1,4 triliun atau tumbuh sebesar 27% dari akhir 2016.
Selain KPR, produk consumer yang juga dikembangkan Bank MNC adalah kartu kredit. Perseroan membidik target penambahan sebanyak 200.000 kartu kredit baru hingga akhir tahun ini. Tercatat hingga Juni 2017, penambahan kartu kredit sudah mencapai 125.000 kartu.
Sebagai tambahan informasi saja, hingga saat ini Bank MNC telah memiliki kantor cabang sebanyak 73 kantor dan 96 ATM yang tergabung dalam 49.000 jaringan ATM Bersama dan juga efektif bergabung dijaringan ATM Prima yang memiliki lebih dari 96.000 ATM berlogo PRIMA yang tersebar diseluruh Indonesia. Selain itu Bank MNC juga sudah meluncurkan mobile banking dan internet banking sehingga nasabah akan semakin mudah dalam melakukan transaksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News