kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bank Muamalat Andalkan Pendapatan Berbasis Komisi untuk Pacu Kinerja


Selasa, 12 Juli 2022 / 05:25 WIB
Bank Muamalat Andalkan Pendapatan Berbasis Komisi untuk Pacu Kinerja


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk akan mengandalkan pendapatan berbasis komisi pada tahun 2022. Maklum, saat ini Bank Muamalat tengah berupaya untuk memulihkan aset, sehingga belum bisa menggenjot pembiayaan.

Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana menyatakan di tengah upaya pemulihan aset, pembiayaan tidak bisa digenjot secara jor-joran. 

Ia menyebut, penyaluran pembiayaan harus dilakukan secara natural dan gradual dengan prinsip kehati-hatian. Agar bank masih bisa mencetak pendapatan, Bank Muamalat pun mulai mengandalkan pendapatan berbasis komisi. 

“Kita tidak bisa hanya lewat margin saja, karena ada risikonya juga. Pendapatan berbasis komisi juga harus ditingkatkan salah satu sumbernya dari transaksi digital. Selain itu, kita upayakan meningkatkan dana murah (CASA) agar cost of fund (CoF) juga rendah. 

Baca Juga: Begini Kinerja Bank Muamalat Pasca Dikendalikan BPKH

Guna memacu pendapatan berbasis komisi bisa dilakukan dengan produk investasi seperti sukuk ritel dan wealth management. Bahkan produk bancassurance ikut memberikan kontribusi terhadap pendapatan. 

Dari sisi pembiayaan, Muamalat hanya menargetkan pertumbuhan sebesar Rp 3,2 triliun di sepanjang 2022. Nilai itu terbilang rendah untuk bank aset menengah.

Rinciannya Rp 1,7 triliun untuk pembiayaan korporasi dan Rp 1,5 triliun untuk segmen ritel. Kendati demikian, secara presentasi tahunan, pembiayaan itu akan tumbuh sekitar 12% yoy dari pencapaian 2021. 

Strateginya dengan terus menggeser porsi dominasi pembiayaan korporasi ke ritel. Sebab berkaca pada masa lalu, penyaluran kredit ke segmen komersial hingga korporasi secara jor-joran memberatkan kualitas aset. 

“Pembiayaan akan disalurkan selektif, korporasi masih ada tapi untuk BUMN dan perusahaan dengan rating AAA. Lalu mengoptimalkan pembiayaan konsumer seperti KPR multiguna umrah dan haji,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×