kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,51   -5,84   -0.63%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Mulai Selektif Kucurkan Kredit dalam Dolar AS


Rabu, 05 Oktober 2022 / 21:10 WIB
Bank Mulai Selektif Kucurkan Kredit dalam Dolar AS
ILUSTRASI. Perbankan harus mencermati eksposur valas tersebut karena diperkirakan masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit valuta asing (valas) tumbuh pesat. Namun, perbankan perlu mencermati perkembangan portofolio kredit ini di tengah volatilitas pasar keuangan global. Ada potensi terjadinya kredit macet atau non performing loan (NPL) saat dolar terus menguat. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit valas per Juni 2022 tumbuh tinggi yakni 17,88% secara tahunan. 

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara mengatakan, perbankan harus mencermati eksposur valas tersebut karena bank sentral utama dunia diperkirakan masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga. 

Baca Juga: Waspada! OJK Ingatkan Lembaga Jasa Keuangan untuk Cermati Risiko NPL Kredit Valas

Konsensus memperkirakan suku bunga The Fed masih akan naik sampai 4,25%-4,5% dari level 3,25% saat ini. Jika itu terjadi maka suku bunga global akan meningkat, biaya dana di dunia akan naik dan likuiditas mulai berkurang. 

"Saat suku bunga AS naik, kurs dolar AS akan menguat terhadap seluruh mata uang dunia. Debitur yang memiliki utang dalam valas menghadapi peningkatan kewajiban. OJK mengimbau agar debitur yang tidak punya pendapatan dalam dolar berhati-hati, begitupun dengan kreditur yang memberikan pinjaman valas, karena ada potensi  NPL,"kata Mirza, Senin (3/10).

Sejumlah bank mengaku selektif dalam menyalurkan kredit valas sebagai mitigasi resiko.  PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tercatat memiliki portofolio kredit valas Rp 93,36 triliun per Agustus 2022 atau tumbuh 15,19% secara tahunan. 

Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan penyaluran kredit valas ini dilakukan secara hati-hati agar kualitasnya tetap terjaga. 

"Selain itu, sebagai upaya memitigasi risiko nilai tukar, juga telah diterapkan lindung nilai," katanya kepada KONTAN, Rabu (5/10).

Porsi portofolio kredit valas ini hanya sekitar 9% dari total kredit BRI. Permintaan kredit valas terbesar yang diterima bank ini berasal dari sektor perkebunan, infrastruktur, transportasi, migas, serta energi dan tambang.

Baca Juga: OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Perlambatan Ekonomi Global

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang masih memiliki likuiditas valas yang cukup mulai membatasi penyaluran kredit valas. “Kami batasi dulu lending dollar AS, sedapat mungkin kami arahkan ke rupiah, karena kredit dollar itu cost-nya juga lebih mahal,” ujar Royke Tumilaar Direktur Utama BNI saat rapat kerja dengan DPR.

BNI akan berupaya memberikan pinjaman dalam bentuk mata uang rupiah, kecuali jika debitur memiliki kebutuhan ekspor dan membutuhkan kredit dalam valas. 

Bank Permata juga selektif menyalurkan kredit valas. Darwin Wibowo, Direktur Bank Permata menyebut kredit dalam mata uang asing ini hanya diberikan perseroan kepada nasabah yang memiliki pendapatan valas atau terkait dengan valas sesuai dengan arahan OJK.

Sehingga bank ini optimis kualitas portfolio kredit valas bisa terus terjaga. Portofolio kredit valas perseroan masih di bawah 25% dari total kreditnya yang mencapai  Rp 134,7 triliun per Juni 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×