kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bank Nagari akan genjot kredit produktif jadi 60%


Rabu, 23 Mei 2012 / 23:30 WIB
ILUSTRASI. Cukup mudah, begini cara menggunakan kode redeem FF lewat situs reward.ff.garena.com


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat (Bank Nagari) berencana meningkatkan proporsi kredit produktifnya menjadi 60% dari keseluruhan penyaluran kredit di tahun 2012 ini. "Tahun ini, direncanakan peningkatan total kredit kami sekitar 20% dibanding tahun sebelumnya dan itu bisa lebih karena tahun 2011 kemarin saja, pertumbuhan kredit kami sudah 29%," urai Suryadi Asmi, Direktur Utama, Bank Nagari, Rabu (3/5).

Suryadi berharap, di tahun ini perbandingan kredit konsumtif dan kredit produktif kami sekitar 2:3 atau 40%:60%. Sedangkan pada tahun 2011 kemarin, kredit produktif hanya mengambil bagian 32% dari keseluruhan kredit kami.

Kredit Produktif akan digalakkan dengan peningkatan Kredit usaha Rakyat (KUR) dan memberikan bunga yang juga kompetitif. "Tahun ini KUR akan kami tingkatkan menjadi Rp 700 miliar dengan 22.000 nasabah sampai akhir tahun," jelasnya.

Penyesuaian kenaikan kredit, tentu diimbangi dengan proporsi kenaikan yang sama pada Dana PIhak ketiga (DPK). "SAmpai akhir tahun DPK kami rencanakan bisa naik 21% dibanding tahun 2011 yang berada di posisi Rp 10,5 triliun," tambah Suryadi.

Dengan keseimbangan antara DPK dan penyeluran kredit, kami berharap bisa meningkatkan level Loan Deposit Ratio (LDR) yang merupakan ukuran tingkat likuiditas untuk pemenuhan kebutuhan kredit, sampai mencapai 97%."Sampai kuartal I kemarin, LDR kami sudah 92%-an," imbuh Suryadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×