kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Neo Commerce (BBYB) catatkan rugi bersih Rp 132,85 miliar di Juni 2021


Senin, 30 Agustus 2021 / 10:42 WIB
Bank Neo Commerce (BBYB) catatkan rugi bersih Rp 132,85 miliar di Juni 2021
ILUSTRASI. Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan dalam tatap muka dengan media di kantor pusat Jakarta beberapa waktu lalu.


Reporter: Maizal Walfajri, Ramadhan Sultan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) tak secemerlang kinerja pergerakan sahamnya. Merujuk laporan keuangan kuartal 2-2021, BBYB mencatatkan rugi bersih senilai Rp 132,85 miliar. Padahal posisi yang sama tahun lalu mampu mencatatkan laba bersih Rp 19,32 miliar.

Hal ini terjadi karena melonjaknya beban pada paruh pertama tahun 2021 ini meningkat sangat signifikan, yaitu dari Rp76 miliar per Juni 2020 menjadi Rp268 miliar per Juni 2021.

Sedangkan beban bunga 31,78% year on year (yoy) dari Rp 142,31 miliar menjadi Rp 187,54 miliar di Juni 2021. Adapun pendapatan bunga tumbuh 27,7% yoy dari Rp 235,15 miliar menjadi Rp 300,29 miliar.

Pada Juni 2021 ini, BBYB hanya membukukan pendapatan operasional lainnya dari penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan senilai Rp 667,15 juta. Berbeda dengan tahun lalu tercatat senilai Rp 1,7 miliar.

Baca Juga: Asabri tercatat menjual beberapa kepemilikan sahamnya di Bank Neo Commerce (BBYB)

Sehingga pendapatan operasional lainnya melorot 27,7% yoy dari Rp 19,68 miliar menjadi Rp 9,33 miliar per Juni 2021.

Kendati demikian, BBYB tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 3,8 triliun per posisi Juni 2021 atau meningkat lebih dari 30% dibandingkan Juni 2020 yang sebesar Rp 2,9 triliun. Di sisi Aset juga terdapat kenaikan yang signifikan, sebesar 75%, dari Rp4 triliun di Juni 2020 menjadi Rp7 triliun di Juni 2021.

Kenaikan di sisi Aset tersebut juga dimotori oleh kenaikan signifikan di sisi perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK di Juni 2021 tercatat sebesar Rp5,1 triliun, meningkat sedikitnya 70% dibandingkan perolehan di Juni 2020 yang sebesar Rp3 triliun.

Di sisi rasio keuangan, per Juni tahun ini rasio kredit bermasalah terhadap total kredit (Non Performing Loan) bank mengalami kenaikan menjadi 3,42% dari posisi Juni 2020 yang sebesar 2,75%. Rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) mencapai 74,46% turun dari posisi 97,94% pada Juni 2020 lalu.

 

Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, mengatakan bahwa penurunan laba bersih lebih banyak disebabkan karena transformasi untuk menjadi bank digital.

Perseroan terus mengalokasikan belanja modal untuk investasi di sisi teknologi, pengembangan sumber daya dan juga pengembangan aplikasi agar sesuai dengan kebutuhan pengguna, termasuk di dalamnya biaya promosi.

Salah satu faktor yang menjadi penggerak utama peningkatan biaya operasional adalah sejak satu tahun terakhir, setelah resmi mengumumkan transformasi menjadi bank digital, BNC aktif melakukan investasi khususnya di bidang teknologi dan keamanan digital yang merupakan sesuatu yang sangat penting yang harus BNC bangun secara serius.

Baca Juga: Banyak Menjual Saham BBYB, Asabri Serbu Surat Utang

“Sejak awal tahun 2021, kami juga sangat serius membangun kultur perusahaan yang kredibel, luwes, dan nyaman. Dengan semangat Banking, Above and Beyond, kami ingin membangun bank digital yang lebih dari sekadar bank, tapi lebih dari itu yang tercermin melalui layanan dan produk perbankan kami yang inovatif.” ungkap Tjandra dalam keterangan tertulis pada Senin (30/8)

Lanjtunya, faktor lainnya adalah dalam pengembangan menjadi bank digital, dan sejalan dengan nilai inti dari perusahaan melalui nilai ‘Always Neo’, BNC juga harus membekali diri dengan talenta-talenta baru yang sesuai dengan kebutuhan Perseroan yang ahli di bidangnya.

“Di semester I, salah satu fokus kami adalah merekrut talenta-talenta yang sesuai dengan kebutuhan Perseroan. Kami mengubah mindset kami yang sebelumnya bank konvensional selama puluhan tahun, menjadi bank digital yang luwes, adaptif, dan inovatif, dan hal tersebut harus tercermin melalui sumber daya manusia yang kami miliki,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×