kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.377   -71,00   -0,43%
  • IDX 7.913   45,60   0,58%
  • KOMPAS100 1.111   9,27   0,84%
  • LQ45 803   3,53   0,44%
  • ISSI 271   2,45   0,91%
  • IDX30 417   2,28   0,55%
  • IDXHIDIV20 485   2,45   0,51%
  • IDX80 122   0,81   0,67%
  • IDXV30 133   1,40   1,07%
  • IDXQ30 135   1,06   0,80%

Bank pacu FBI dari cash manajemen & e-banking


Rabu, 23 Maret 2016 / 20:46 WIB
Bank pacu FBI dari cash manajemen & e-banking


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Beberapa bank pada 2016 berusaha memacu pendapatan jasa atawa fee based income dari beberapa chanel. Misalnya, adalah dari transaksi cash manajemen dan dari aplikasi mobile dan internet banking. Contohnya Bank Bukopin dan Bank Woori Saudara.

PT Bank Bukopin Tbk contohnya. Bank berkode BBKP di bursa efek Indonesia ini menargetkan pendapatan jasa atawa fee based income bisa mengalami kenaikan 10% pada 2016 menjadi Rp 1,3 triliun. Salah satu strategi bank milik PT Bosowa Corporindo ini adalah dengan meningkatkan transaksi lewat cash manajemen.

“Untuk meningkatkan transaksi cash manajemen dan memudahkan nasabah, hari ini kami meluncurkan sistem kliring generasi 2,” ujar Direktur Pengembangan Bisnis dan IT Bank Bukopin, Adhi Brahmantya, Rabu (23/3).

Adhi mengatakan, dengan upgrade sistem kliring nasional ini diharapkan volume transaksi cash manajemen bisa mengalami kenaikan seiring dengan diturunkannya biaya kliring kepada penyetor maksimal Rp 5000 per transaksi. Untuk transaksi cash manajemen, Adhi menargetkan kenaikannya bisa mencapai 10% pada 2016 ini.

Untuk meningkatkan pendapatan jasa, selain dengan meningkatkan cash manajemen, Bukopin juga akan melakukan upgrade core banking, menambah jumlah ATM dan beberapa aplikasi seperti internet dan mobile banking.

Untuk melakukan peningkatan sistem IT dan keamanan ini, menurut Adhi, Bank Bukopin menganggarkan dana belanja modal IT pada 2016 sebesar 10% dari total belanja modal. Sebagai informasi paa 2016, bank Bukopin menganggarkan belanja modal sebesar Rp 200 miliar. Dengan investasi ini diharapkan selain fee based mengalami kenaikan, CASA juga mengalami kenaikan sebesar 24% di 2016.

Sebagai informasi, pada tahun 2015 lalu, tercatat porsi pendapatan jasa perusahaan 60% didominasi oleh bisnis fee based kartu kredit. Sedangkan sisanya dua besar dikontribusikan dari treasury sebesar 12,31% dan layanan pubik sebesar 10,07%.

Tidak kalah dengan Bank Bukopin, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk juga menargetkan pendapatan jasa 2016 mengalami kenaikan 80% menjadi Rp 360 miliar. Kenaikan pendapatan jasa ini salah satunya didukung dari transaksi cash manajemen sistem, mobile, dan internet banking. 

“Selain itu kami juga akan menggenjot fee based dari transaksi ekspor impor, remitansi TKI dan transaksi valas,” ujar Direktur Bisnis, ME dan Konsumer Bank Woori Saudara, Denny Mahmuradi.

Sebagai informasi, pada akhira 2015 lalu, tercatat pendapatan operasional non bunga Bank Woori mengalami kenaikan 13,9% menjadi Rp 202,8 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×