Reporter: Issa Almawadi | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bank Panin tengah mengkaji penerbitan surat utang guna melunasi obligasi jatuh tempo di tahun ini. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), bank dengan sandi saham PNBN ini memiliki obligasi Rp 540 miliar yang akan jatuh tempo pada 9 November 2015 mendatang.
Obligasi Bank Panin yang jatuh tempo itu merupakan obligasi IV tahun 2010 yang dicatatkan di Bursa efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2010 dengan tingkat bunga 9%. Namun Herwidayatmo, Direktur Utama Bank Panin belum bisa memastikan kapan dan berapa, serta jenis surat utang yang bakal diterbitkan.
"Lihat situasi dulu. Ini karena ada utang obligasi jatuh tempo. Selain terbitkan lagi surat utang, bisa saja pakai kas internal," tutur Herwid, Jumat (29/5).
Meski begitu, Herwid juga menerangkan, jika bisa merealisasikan rencana penerbitan surat utang, dana yang didapatkan tak hanya sekadar untuk refinancing surat utang jatuh tempo. "Bisa saja untuk kebutuhan ekspansi juga. Tapi, tetap kami pantau kondisi yang ada dulu," ujarnya.
Sejalan dengan itu, Bank Panin juga tengah mengkaji langkah untuk merevisi rencana bisnis di tahun ini. Menurut Herwid, saat ini revisi rencana bisnis masih menunggu hasil akhir dari perjalanan bisnis hingga akhir Mei. "Kami review ulang rencana bisnis kami. Dan waktunya masih bisa sampai 30 Juni mendatang untuk disampaikan ke otoritas," imbuh Herwid.
Sejauh ini, Herwid bilang, Bank Panin berupaya melihat proyeksi bisnis hingga akhir tahun secara realistis, terutama dengan kondisi perekonomian yang ada. Dengan begitu, lanjut dia, Bank Panin tetap berhati-hati dalam melakukan ekspansi bisnis dari sisi kredit.
Herwid menegaskan, Bank Panin akan tetap fokus pada penyaluran kredit konsumer dan komersial, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang saat ini berporsi 71% terhadap total kredit Bank Panin. "Jadi, selain berhati-hati salurkan kredit, kami juga pilih kredit yang sesuai dengan kemampuan," tutur Herwid.
Berdasarkan rencana bisnis bank (RBB) yang disampaikan di akhir tahun lalu, tahun ini Bank Panin membidik target kredit sebesar 10%. Namun Herwid belum bisa memastikan apakah revisi rencana bisnis, khususnya untuk kredit akan direvisi naik atau turun.
Hingga Maret lalu, Bank Panin membukukan pertumbuhan kredit sebesar 8,5% dari Rp 111,11 triliun di Maret 2014 menjadi Rp 120,6 triliun. Sejalan dengan pertumbuhan kredit, aset Bank Panin mencapai Rp 169,77 triliun, naik 4,3% dari posisi Maret 2014 Rp 162,69 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News