Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona baru (Covid-19) telah menekan berbagai sektor bisnis, tak terkecuali segmen bisnis kecil. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Selain melemahkan permintaan kredit, kualitas kredit juga memburuk karena bisnis debitur mulai terganggu.
Pemerintah sudah turun tangan agar para pelaku usaha rakyat tidak semakin terpuruk. Debitur yang usahanya mulai goyang tak akan dibiarkan jatuh dengan diberikan stimulus. Lewat Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) Nomor 6 tahun 2020, pemerintah memberikan perlakukan khusus bagi debitur yang terdampak Covid-19.
Baca Juga: Kurs rupiah ke Rp 15.538 per dolar AS Rabu pagi, melemah untuk hari kedua
Lewat aturan tersebut, debitur KUR yang mulai goyang tadi akan dibebaskan membayar angsuran bunga dan pokok KUR paling lama enam bulan sesuai dengan penilaian KUR yang berlaku 1 April sampai 31 Desember 2020.
Para penerima KUR bisa mendapatkan restrukturisasi dalam bentuk perpanjangan jangka waktu KUR, penambahan limit plafon KUR hingga menunda persyaratan administrasi saat proses restrukturisasi sedang berlangsung.
Dampak covid-19 ini tentu akan memperlambat penyaluran KUR yang sudah ditetapkan Rp 190 triliun tahun ini. Dengan potensi debitur eksisiting yang mulai ngos-ngosan membayar cicilan cukup besar, sulit membayangkan permintaan kredit baru masih bisa meningkat.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengakui bahwa Covid-19 sedikit banyak akan menekan penyaluran KUR. Namun, bank pelat merah ini akan tetap berupaya merealisasikan kuota KUR yang telah dibebankan pemerintah kepada perseroan.
Baca Juga: Efek corona, industri keuangan restrukturisasi kredit Rp 65 triliun & bisa bertambah
Tahun ini, Bank Mandiri mendapat mandat menyalurkan KUR rp 30 triliun. Sementara hingga akhir Maret 2020, realisasinya baru 21,9% atau senilai Rp 6,58 triliun yang diberikan kepada 79.060 debitur. KUR itu disalurkan ke bidang Pertanian 24,80%, ke jasa produksi 22,81%, dan sektor perdagangan 40,58%.
Agar kuota tersebut tersalurkan sepenuhnya di tengah tekanan pandemi, Rully Setiawan, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengatakan, pihaknya bakal fokus menyasar sektor yang tidak terdampak Covid-19 secara langsung seperti pertanian dan perkebunan, peternakan, farmasi dan Obat-obatan, usaha sembako, serta rumah makan dengan sistem penjualan online.
Bank Mandiri juga secara aktif berkomunikasi dengan debitur eksisting untuk mendapatkan informasi jika ada perubahan/penyesuaian aktivitas usaha debitur. "Komunikasi ini akan membantu perseroan mendapatkan info tentang kondisi usaha debitur lebih dini sehingga bisa memberikan solusi yang dibutuhkan," kata Rully pada Kontan.co.id, Senin (20/4).
Bagi debitur yang mulai tertekan Covid-19, Bank Mandiri juga akan mematuhi arahan pemerintah untuk memberikan relaksasi restrukturisasi kredit.Adapun jumlah kreditur KUR bank ini yang telah disetujui direstrukturisasi telah lebih dari 5.000 debitur. Hanya saja, Rully tidak menyebutkan total nilai kreditnya.
Baca Juga: Harga Akuisisi Bank Permata Didiskon Rp 3,93 Triliun, Jika Transaksi Kelar Juni
Sementara Bank BRI selaku bank penyalur KUR terbesar di tanah air masih optimis bisa merealisasikan kuota Rp 120,2 triliun yang diberikan pemerintah di tengah pandemi corona. Strategi bank ini adalah dengan pertumbuhan selektif.
Bagaimana caranya? Pertama, Sekretaris Perusahaan BRI, Amam Sukriyanto mengatakan, akan dilakukan klastering sektor ekonomi dan wilayah terdampak Covid-19 sehingga BRI bisa meminimalisir resiko yang muncul. Kedua, melakukan pendampingan dan pelatihan virtual bagi pelaku UMKM. Lalu, perseroan akan secara intensif melakukan program relaksasi pinjaman bagi pengusaha yang terdampak
Menurut Amam, salah satu faktor utama yang menunjang penyaluran KUR BRI adalah seluruh aktivitas Relationship Manager / Mantri BRI telah didukung dengan utilisasi aplikasi digital BRI atau biasa disebut BRIspot. "Sehingga proses penyaluran kredit berjalan normal meskipun terdapat imbauan physical distancing dari pemerintah," jelasnya.
Per Maret 2020, BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp 37,4 triliun kepada 1,3 juta pelaku UMKM. Artinya, perseroan sudah merealisasikan 31,15% kuota tahun ini. Sebanyak Rp 33,8 triliun disalurkan dalam bentuk KUR mikro, Rp 3,5 triliun KUR kecil dan Rp 30 miliar KUR TKI. Anam bilang, pihaknya akan terus fokus menyalurkan KUR ke segmen produksi dimana selama periode ini sudah mencapai 58,68%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News