Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank pelat merah semakin gencar dalam menyalurkan kredit pembiayaan hijau (green financing) dalam beberapa tahun belakangan. Bahkan perbankan makin berani menyalurkan pembiayaan pada sektor ekonomi berkelanjutan yang sejalan dengan pilar Environment, Social, dan Governance (ESG).
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) misalnya, yang hingga akhir kuartal I 2023 telah berhasil menyalurkan sebesar Rp710,9 triliun atau 66,7% untuk portofolio berkelanjutan dari total penyaluran kredit BRI.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan, angka tersebut meningkat dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 639,8 triliun atau 65,6% dari total penyaluran kredit BRI.
"Ini menjadikan BRI sebagai bank dengan portofolio kredit ESG terbesar di Indonesia," ungkap Aestika kepada Kontan.co.id, Senin (12/6).
Baca Juga: Lewat Penyaluran Kredit, BNI Dorong UMKM Agar Bisa Naik Kelas
Aestika menambahkan, selain UMKM, sub sektor yang mendominasi penyaluran kredit ESG BRI diantaranya energi baru terbarukan (EBT), transportasi ramah lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam hayati & penggunaan lahan yang berkelanjutan secara lingkungan.
BRI melihat tren ESG ke depan akan sangat prospektif, mengingat kesadaran seluruh stakeholders atas penerapan ESG di Indonesia kian meningkat.
Oleh karena itu BRI telah menyusun peta jalan dan strategi keberlanjutan dengan fokus pada tiga palir strategi, yaitu lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola perusahaan (governance).
Pada ketiga pilar tersebut, secara garis besar Perseroan fokus pada strategi menghadapi perubahan iklim, pemberdayaaan masyarakat, serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Pada pilar strategi Lingkungan, BRI merumuskan strategi menghadapi perubahan iklim termasuk menerapkan kebijakan green banking, manajemen risiko perubahan lingkungan, manajemen emisi karbon, serta operasional perusahaan yang eco-efficient.
Pada pilar sosial, BRI telah menyusun berbagai inisiatif di antaranya manajemen sumber daya manusia, pemenuhan hak asasi manusia, peningkatan inklusi keuangan, dan implementasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Pada pilar terakhir, yaitu tata kelola perusahaan, BRI terus meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance melalui kebijakan dan strategi tata kelola perusahaan, tata kelola produk, etika bisnis, serta sistem informasi dan keamanan siber.
Adapun PT Bank Mandiri (BMRI) telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 232 triliun untuk portofolio berkelanjutan atau sustainable portfolio hingga Maret 2023.
Realisasi kucuran dana tersebut terbagi menjadi dua kelompok, yakni portofolio hijau atau green portfolio senilai Rp 109 triliun dan social portfolio sebesar Rp 123 triliun. Kebijakan ini sejalan dengan regulasi yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Peraturan OJK Nomor 51 tahun 2017.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengungkapkan, Bank Mandiri berkomitmen meningkatkan share sustainable financing serta mengembangkan produk keuangan berkelanjutan pada segmen wholesale dan ritel.
Baca Juga: Sejumlah Bank Masih Yakin Bisa Penuhi Target Pertumbuhan Kredit Tahun Ini
"Pelaksanaan kegiatan tersebut merupakan salah satu inisiatif pada pilar sustainable banking, yang merupakan satu di antara tiga pilar strategis Bank Mandiri dalam penerapan ESG. Dua pilar lainnya adalah sustainable operation dan sustainability beyond banking," katanya.
Alexandara menguraikan, beberapa sektor yang mendominasi antara lain Pengelolaan SDA Hayati Berkelanjutan, sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), Produk Eco-Efficient, serta Transportasi Ramah Lingkungan.
Wujud proyek dari alokasi dana yang telah terealisasi tersebut, antara lain berupa pembiayaan proyek-proyek ramah lingkungan atau green project financing.
Contohnya, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso berkapasitas 515 megawatt (MW) yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 25 Februari 2022. Selain itu, ada juga untuk PLTA Kerinci berkapasitas 350 MW.
Sedangkan untuk transportasi ramah lingkungan, di antara proyeknya adalah light rail transit (LRT) atau kereta api ringan hingga bus listrik. Begitu juga dengan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai hingga PLTS atap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News