Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
“Nilai restrukturisasi berpotensi bakal meningkat dalam dua hingga tiga bulan ke depan dengan jumlah debitur total menjadi 250.000 hingga 300.000. Ini utamanya akan berasal dari debitur kredit kendaraan bermotor,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja dalam paparan virtual pekan lalu.
Adapun hingga pertengahan Mei 2020, perseroan telah menerima permintaan restrukturisasi kredit mulai dari Rp 65 triliun hingga Rp 82,6 triliun yang berasal dari sekitar 71.907 debitur.
Baca Juga: Gagal transaksi token listrik, pelanggan PLN juga protes ke perbankan dan e-commerce
Adapun perinciannya berasal dari debitur segmen bisnis Rp 61,8 triliun, dan debitur segmen konsumer Rp 20,8 triliun. Total nilai tersebut setara 13,5% total kredit BCA yang pada Maret 2020 mencapai Rp 612,16 triliun.
Kembali merujuk data OJK, bank umum swasta nasional (BUSN) seperti BCA punya potensi restrukturisasi senilai Rp 239,40 triliun dari 2,46 juta debitur. Porsi potensi tersebut tak jauh berbeda dengan bank-bank asing senilai Rp 233,21 triliun dari 845.212 debitur.
Sementara porsi potensi dari bank pembangunan daerah (BPD) tergolong minim dengan nilai Rp 43,81 triliun dari 167.023 debitur. Kemudian dari kantor cabang bank asing (KCBA) senilai Rp 12,62 triliun dari 4.354 debitur.
Baca Juga: Bunga deposito tertinggi 6,13%, bunga BCA 4%, Mandiri 5,88%, BNI 5,5%, BRI 5,55%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News