kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank perbesar pendapatan bisnis tresuri


Senin, 11 Desember 2017 / 12:05 WIB
Bank perbesar pendapatan bisnis tresuri


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kala kredit tumbuh tidak terlalu kencang, bisnis treasuri bank justru mencetak kenaikan cukup signifikan. Gejala ini khususnya terjadi pada bisnis jual beli surat berharga yang masuk dalam manajemen aset dan liabilitas.

Panji Irawan, Direktur Treasuri dan International PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan, bisnis pengelolaan aset dan liabilitas menghasilkan pendapatan berupa capital gain maupun forex gain. BNI sendiri terus mengembangkan bisnis aset dan liabilitas dalam tiga tahun terakhir ini.

"Dengan inovasi baru pada hedging, intermediary, arbitrage, proprietary, gapping, investment banking dan trading portfolio management," tutur Panji kepada KONTAN, Kamis (7/12).

Saat ini, kata Panji, volume transaksi forex atau valas, obligasi, money market dan turunannya, bernilai tak kurang dari Rp 5,000 triliun per tahun atau sekitar Rp 20 triliun per hari.

Ke depan seiring perbaikan kondisi ekonomi, bisnis dan produk yang terkait dengan aset dan liability management akan semakin berkembang dan prospektif.

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI menambahkan, tahun depan seiring berubahnya perhitungan rasio likuiditas bank dari loan to funding ratio (LFR) menjadi financing to funding ratio (FFR) maka transaksi surat berharga akan semakin besar. "Bisnis treasuri dan aset manajemen liabilitasakan semakin besar seiring berlakunya FFR," tutur Herry.

Tanpa menyebut nominalnya, Mahelan Prabantariksa, Direktur Strategy, Risk and Compliance PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan, pendapatan komisi alias fee based income BTN dari bisnis treasuri mencetak kenaikan cukup tinggi, yakni mencapai 100% hingga 200%.

Likuiditas bank gemuk

Aslan Lubis, Analis Eksekutif Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, bisnis jual beli surat berharga merupakan salah satu strategi bank untuk meningkatkan kinerja. "Ini salah satu strategi bank meningkatkan pendapatan di tengah pertumbuhan kredit yang kurang menggembirakan," ujar Aslan kepada KONTAN, Kamis (7/12).

Menurut Aslan, dalam beberapa tahun terakhir, surat berharga mencetak kenaikan harga. Efeknya, bisnis treasuri perbankan membukukan kenaikan kinerja yang cukup besar.

Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menambahkan, kala pertumbuhan kredit belum kencang, likuiditas bank bertambah gemuk. "Oleh karena itu bank memilih menempatkan dana di surat berharga untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal," ujar Boedi.

Hal tersebut diamini bankir. Hexana Tri Sasongko, DEVP Global Treasury PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menuturkan, untuk meningkatkan bisnis treasuri, BRI akan mengoptimalkan jual beli surat berhaga. "Kami sangat aktif di pasar terutama primary dealer terbesar di pasar SBN. Ke depan kami akan kembangkan untuk menjadi market maker," kata Hexana.

Ia menambahkan, BRI juga akan meritelkan surat berharga terutama obligasi korporasi. Berdasarkan POJK, baru SBN yang diizinkan untuk diritelkan. Hexana menyebut, BRI juga akan melakukan leverage portofolio surat berharga untuk mendukung layanan, semisal wealth manajement.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×