Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar Rupiah berangsur terkoreksi. Tercatat per 3 Oktober 2017 Rupiah ditutup melemah 0,01% atau 2 poin di level Rp 13.542 per dolar AS.
Mengikuti pergerakan rupiah setelah sempat melesat ke level Rp 13.600 per dollar AS, sejumlah bankir menyebut kondisi bisnis tresuri perbankan masih cenderung stabil.
Kendati demikian, Head of Treasury PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Branko Windoe menilai, permintaan mata uang dollar (USD) memang cenderung meningkat di akhir bulan September 2017. Hanya saja, hal ini bukan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs rupiah melainkan tren penarikan dan pembayaran tiap akhir kuartal.
"Permintaan dollar AS meningkat, ini karena September adalah akhir kuartal III sehingga lebih banyak pembayaran jatuh tempo," ujar Branko kepada KONTAN, Rabu (4/10).
Kendati belum dapat merinci secara detil, bank swasta terbesar ini menyebut hal serupa juga terjadi pada pergerakan dana pihak ketiga (DPK) berdominasi dollar di BCA.
Branko bilang, meski ada penurunan DPK dolar menjelang akhir September 2017 saat ini kondisi DPK perseroan masih terbilang stabil.
Adapun, untuk proyeksi ke depan bank bersandi emiten BBCA ini mengatakan penguatan rupiah masih akan dipengaruhi oleh faktor eksternal.
"Kedepan penguatan USD terhadap Rupiah akan dipengaruhi faktor eksternal karena kebutuhan dam negeri sudah terpenuhi dengan berakhirnya Kuartal III,' imbuhnya.
Sekadar informasi saja, berdasarkan laporan keuangan bulan Agustus 2017 BCA mencatat pertumbuhan DPK cukup signifikan. Tercatat DPK BCA naik 13,88% secara tahunan atau year on yar (yoy) menjadi Rp 574,71 triliun.
Sementara secara industri, DPK perbankan naik 9,8% yoy menjadi Rp 4.236 triliun per Agustus 2017. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang sempat tumbuh 10,1% yoy.
Adapun untuk DPK valas, tumbuh sebesar 7,4% yoy menjadi Rp 688,1 triliun pada Agustus 2017. Naik dibanding bulan Juli 2017 yang tumbuh 5,6% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News