kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank pun berburu bisnis remittance


Senin, 01 November 2010 / 21:53 WIB
Bank pun berburu bisnis remittance
ILUSTRASI. Pameran Clean dan Laundry


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Jasa pengiriman uang atau remittance kian dilirik oleh pelaku perbankan. Salah satu bank yang ingin menjajal bisnis ini adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Direktur Keuangan BTN Saut Pardede mengatakan, bisnis ini merupakan batu loncatan bagi perusahaan untuk menjangkau bisnis tingkat international.

Sebagai awalan, BTN pun menggandeng Dongbu Saving Bank, sebuah lembaga keuangan Korea. "Kebetulan kami saling mengenal karena sama-sama tergabung di Word Saving Bank. Sebagai bisnis awal yang akan kami kembangkan dalam kerjasama ini adalah bisnis remittance," ujar Saut, usai acara penandatanganan MOU antara kedua bank, Senin (1/11).

BTN rupanya tergiur melihat jumlah Tenaga Kerja Indonesia alias TKI yang banyak. "Di Korea dan Taiwan itu TKI kita lebih memiliki skill. Yang kerja di sana itu modelnya beda dengan TKI yang kerja di Hongkong yang kebanyakan Pembantu rumah Tangga. TKI di Taiwan dan Korea kebanyakan kerja di industri dan penghasilan mereka lebih tinggi. Itulah potensi yang kami lihat," ujar Saut.

Sementara Bank Muamalat Indonesia (BMI) memandang bisnis remittance juga cukup potensial. BMI sebenarnya sudah memulai bisnis pengiriman uang ini hanya saja belum begitu aktif. Direktur Treasury dan International Banking BMI Farouk Abdullah Alwyni mengatakan, dalam rencana pengembangan bisnis remittance perusahaan kali ini pihaknya baru saja menyelesaikan upgrading IT system. "Kami berharap back office dan network atau aliansi bisa selesai akhir tahun ini. Dan di 2011 kami bisa mulai fokus di bisnis ini," ujar Farouk.

Menyadari adanya persaingan dalam bisnis remittance, pelaku yang sudah lama menceburkan dalam bisnis ini pun beradu strategi untuk memberikan layanan yang terbaik. Tengok saja yang akan dilakukan Bank OCBC NISP. Perusahaan ini kembali akan menambahkan mata uang baru yaitu Swedia Crone sebagai bagian dari peningkatan layanan kepada nasabah.

Direktur OCBC NISP Rudy Hamdany mengungkapkan, dalam menghadapi persaingan pihaknya senantiasa akan melakukan improvement service kepada nasabah melalui enhancement sistem dan proses kerja di Remittance (penggunaan sistem Pro CPS -New Payment System). "Kami juga menambah mata uang baru sesuai kebutuhan nasabah. Kami juga membuka jaringan layanan baru untuk mempermudah proses transaksi valas," kata Rudy.

BTN sendiri, nantinya tidak hanya akan berhenti kerjasama dengan Dongbu Saving Bank. "Ke depan kami juga berharap bisa mengembangkan bisnis dengan anggota World Saving Bank Lainnya seperti Saving Bank Srilanka ataupun Saving Bank India," tandas Saut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×