Reporter: Andri Indradie | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Amunisi PT Bank Resona Perdania bertambah. Bank milik Resona Bank Ltd Jepang itu, kemarin (28/9) mendapat guyuran kredit dari Standard Chartered Bank (Stanchart) Indonesia sebesar Rp 200 miliar. Pada Oktober 2009, Stanchart juga sudah mengucurkan fasilitas kredit senilai Rp 100 miliar kepada Bank Resona.
Direktur Utama Bank Resona Perdania Akihiro Miyamoto mengatakan dana pinjaman dari Stanchart akan mereka gunakan untuk ekspansi kredit di sektor manufaktur dan dana operasional bank. "Sebanyak 50% dari kucuran kredit akan kami salurkan ke nasabah, khususnya perusahaan Jepang yang mengembangkan sektor manufaktur," katanya, Selasa (28/9).
Kedua pihak merahasiakan tingkat bunga fasilitas pinjaman bertenor dua tahun ini. "Kami tidak bisa mengatakan besaran bunga. Tapi, lebih murah dari bank-bank lain," imbuh Direktur Utama Stanchart Indonesia Tom Aaker.
Tahun ini, Miyamoto optimistis kredit manufaktur masih akan mendominasi penyaluran kredit Bank Resona.
Selain dari pinjaman, Bank Resona juga berupaya mencari tambahan amunisi likuiditas dari dana pihak ketiga. Tahun depan, Bank Resona berencana memperluas jaringan dengan menambah beberapa kantor cabang.
Namun, Miyamoto masih enggan menyebut berapa jumlah cabang yang akan mereka buka tahun 2011 nanti. Yang jelas salah satunya di Semarang, Jawa Tengah.
Miyamoto berharap, dengan penambahan kantor cabang ini, Bank Resona bisa semakin gencar berekspansi, baik menyedot dana masyarakat maupun penyaluran kredit.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), sepanjang tahun 2009 lalu, jumlah simpanan masyarakat di bank ini mencapai Rp 3,9 triliun. Rinciannya, rekening giro sebanyak Rp 1,78 triliun, tabungan sebesar Rp 1,7 miliar, dan deposito senilai Rp 2,05 triliun.
Adapun total kredit bank ini tahun lalu mencapai Rp 4,77 triliun. Tahun ini, kreditnya naik. Hingga Semester I-2010, Bank Resona telah menyalurkan kredit Rp 5,38 triliun.
Meski rajin mengucurkan kredit ke Bank Resona, Stanchart menampik anggapan bahwa mereka berminat membeli saham bank tersebut. "Hubungan kami dengan Bank Resona memang cukup baik, tapi hanya sebagai nasabah. Kami belum memiliki rencana untuk membeli saham Bank Resona," kata Tom Aaker.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News