Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perbankan mengetat. Sampai September 2018, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) sudah mencapai 94,09%. Sejumlah bankir memperkirakan di akhir tahun ini, likuiditas akan makin ketat.
Bambang Tri Baroto, Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengatakan, menurut siklus, pada akhir tahun memang rasio likuiditas akan cenderung meningkat. “Mengingat sebagian besar korporasi masih membiayai capital expenditure,” kata Bambang kepada kontan.co.id, Jumat (16/11).
Direktur Community Financial Services Maybank Indonesia Jenny Wiriyanto mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi risiko likuiditas di akhir tahun dan tahun depan. Caranya dengan meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) dari nasabah dengan fokus ke dana murah.
Selain itu, kata Jenny, pihaknya juga akan menerbitkan negotiable certificate of deposit (NCD) dan juga pinjaman jangka menengah dan panjang.
Setali tiga uang, Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengatakan, Bank Mandiri sudah mempersiapkan soal risiko pengetatan likuiditas di akhir tahun. “Rasio loan to funding ratio (LFR) sekitar 80%-81%, serta pertumuhan DPK sekitar 7% secara yoy,” kata Rohan kepada kontan.co.id, Jumat (16/11).
Sementara, Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN) Iman Nugroho Soeko menyebutkan, BTN menjaga likuiditas dengan memainkan tingkat bunga DPK. BTN menargetkan rasio likuiditas atau LDR sampai akhir tahun sebesar 104%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News